Lebak (ANTARA News) - Sekitar 148 kepala keluarga (KK) warga suku Baduy Luar di Kabupaten Lebak yang permukimannya terbakar pada Jumat (16/10) lalu, kembali membangun rumah sementara dengan cara swadaya dan gotong-royong.

Pantauan di lokasi permukiman warga Baduy Luar tersebut di Kampung Kadu Getuk, Desa Kanekes, di Kabupaten Lebak, Senin, ratusan warga secara bergotong royong kembali membangun permukiman mereka dengan bahan baku seadanya.

Sebelumnya mereka tinggal di tenda-tenda darurat bantuan dari pemerintah Kabupaten Lebak dan sebagian lagi tidur di hutan.

"Rumah saya dengan segala isinya habis terbakar saat ditinggal ke ladang pada hari Jumat lalu, sehingga waktu itu saya tidur di hutan tanpa beralaskan apapun," kata Juli (50) salah seorang warga suku Baduy yang kini tinggal bersama tiga anaknya dalam satu rumah.

Ia mengatakan, kebakaran pada hari Jumat pagi tersebut menghanguskan ratusan ribu rupiah uang tunai yang disimpan di rumah, surat-surat tanah dan seluruh pakaian.

Kebakaran tersebut telah menghanguskan sekitar 114 rumah warga suku Baduy Luar, sehingga permukiman tersebut kini tinggal puing-puing yang rata dengan tanah.

Saat kejadian, kata dia, seluruh laki-laki saat itu sedang tidak berada di kampung karena bekerja di ladang dan hutan, sementara perempuan yang sebagian berada di kampung tidak mampu memadamkan api yang melalap seluruh rumah dengan cepat karena seluruhnya rumah mereka terbuat dari kayu.

Kepala Desa Kanekes (Jaro) Dainah mengatakan, kebakaran permukiman suku Baduy Luar tersebut merupakan peristiwa yang terbesar dalam kurun waktu 13 tahun terakhir.

Peristiwa itu menyebabkan sebanyak 457 jiwa warga Baduy kehilangan tempat tinggal, 10 lumbung padi hangus terbakan dan 40 lumbung lainnya rusak.

"Ini peristiwa kebakaran yang paling besar yang dialami warga baduy selama 13 tahun terakhir, kerugian diperkirakan mencapai Rp1 miliar," kata Jaro Dainah usai menerima bantuan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah.

Menurut Dainah, kebakaran tersebut terjadi Jumat (16/10) sekitar pukul 09.00 WIB.

Api berasal dari tungku (tempat masak) milik Jaro Asrap . Si Jago merah kemudian membakar dapur Jaro Asrap ketika si pemilik rumah berladang sehingga api dengan cepat membakar rumah dan merembet ke rumah warga Baduy lainnya dan menghanguskan satu perkampungan yang dihuni sekitar 457 jiwa tersebut.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah memberikan sumbangan kepada 114 rumah masing-masing Rp600.000 dan dari Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah memberikan sumbangan kepada warga korban kebakaran masing-masing Rp500.000.

Selain bantuan uang, gubernur dan wakil bupati Lebak juga memberikan bantuan beras sebanyak 3,5 ton, kebutuhan makanan pokok, peralatan rumah tangga, obat-obatan serta pakaian untuk bayi. *(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009