Jambi (ANTARA News) - Warga Kabupaten Merangin, Jambi, kembali mengeluhkan kinerja PT PLN Ranting Merangin yang makin sering melakukan pemadaman listrik, bahkan dalam sehari bisa sepuluh kali lebih.

"Dalam sehari, listrik di tempat kami bisa mati hingga sepuluh kali, bahkan pernah seharian," kata Arifin, salah satu warga Desa Tambang Emas, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin, Minggu.

Ia mencontohkan pemadaman seharian pada Sabtu (31/10), PT PLN beralasan pemadaman dilakukan karena ada perbaikan rutin pada gardu induk yang dimulai sejak pagi hingga menjelang sore (magrib).

Namun usai jadwal yang telah diumumkan, ternyata arus listrik di rumah warga masih tidak sesuai, malam harinya listrik masih belum normal dan sering padam.

Arifin mengatakan, dulu PLN beralasan pasokan listrik kurang akibat musim kemarau, sekarang alasannya pembangkit di Padang rusak akibat gempa, kalau masalah pemadaman ini tidak diupayakan, konsumen benar-benar dirugikan.

Hal senada juga diungkapkan Syargawi yang menilai kinerja PLN di daerahnya semakin lama semakin menurun dan terkesan mengabaikan keluhan konsumen.

Seharusnya PLN harus konsekuen, sebab jika konsumen terlambat membayar biaya pemakaian listrik langsung didenda bahkan bisa dicabut, sementara jika konsumen listrik padam, konsemen tidak mendapatkan kompensasi apa-apa.

Padahal akibat listrik yang sering padam tiba-tiba, banyak alat rumah tangga milik pelanggan yang menggunakan listrik rusak, seperti televisi, kulkas dan lain-lain.

Dengan sikap PLN itu, konsumen sebagai pengguna jasa benar-benar dirugikan, dan PLN hanya mengedepankan kepentingannya, misalnya jika terjadi keterlambatan pembayaran rekening, katanya.

Secara terpisah, Manager PT PLN Ranting Bangko H Mudrika ketika dikonfirmasi mengatakan, pemadaman pada hari Sabtu (31/10) karena adanya pemeliharaan gardu induk.

Pihaknya akan mengupayakan memberikan pelayanan yang baik semaksimal mungkin kepada masyarakat sebagai konsumen.

"Pemadaman yang sering terjadi bukan semata-mata keinginan kami, selain kurangnya daya, juga ada pemadaman terjadi karena terganggu oleh pohon milik warga," ujarnya.

Jika petugas berniat membersihkan, seringkali warga malah melarang padahal dampaknya dirasakan masyarakat banyak, tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009