Pati (ANTARA News) - Keluarga almarhum Alfa Nurul Fikri (20), yang meninggal akibat peristiwa runtuhnya bangunan di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/12), menuntut kompensasi setimpal kepada pelaksana proyek pembangunan di tempat tersebut.

"Kami memang sudah menerima dana santunan sebesar Rp5 juta dan bantuan transportasi ambulans untuk mengantarkan jenazah dari Jakarta ke Pati. Tetapi, kompensasi setimpal tetap harus diberikan," kata juru bicara keluarga almarhum Alfa Nurul Fikri, Mashuri, di Pati, Jateng, Kamis.

Ia mengatakan, siap memperjuangkan kompensasi setimpal atas meninggalnya Alfa Nurul Fikri yang mengalami kecelakaan kerja saat mengerjakan proyek pembangunan dua ruang toilet di lantai III pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Kami juga menginginkan ada surat perjanjian terkait kompensasi setimpal dengan pihak terkait," ujarnya.

Ia menduga, proses pembangunan toilet di lantai tiga pusat perbelanjaan tersebut dipaksakan, mengingat kondisi bangunan yang sebelumnya ada tidak mampu menahan beban bangunan dua ruang toilet.

"Berdasarkan informasi yang kami peroleh, pembangunan dua kamar toilet tersebut terkesan tanpa memperhitungkan kekuatan bangunan. Terbukti, dengan runtuhnya bangunan tersebut hingga menimbulkan korban jiwa," ujarnya.

Sebelum bangunan roboh, katanya, sejumlah pekerja bangunan sempat menemui sejumlah keretakan pada dinding bangunan. "Hanya, saja temuan tersebut tidak segera diantisipasi oleh pelaksana proyek," ujar Mashuri yang juga menjadi paman almarhum Alfa.

Akibatnya, kata dia, bangunan toilet tersebut roboh sekaligus merobohkan jembatan pengaman di pusat perbelanjaan Tanah Abang tersebut.

Di hadapan Paiman, sebagai pelaksana proyek pembangunan toilet di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat yang datang ke acara pemakaman almarhum Alfa Nurul Fikri Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Kamis, Mashuri menyesalkan, peristiwa yang menyebabkan banyak korban tersebut.

Mashuri juga menuntut pertanggungjawaban pemilik proyek yang mempekerjakan sejumlah pekerja bangunan. "Setidaknya, pihak terkait bersedia memberikan santunan yang pantas atas kecelakaan kerja ini," ujarnya.

Sementara itu, pelaksana proyek pembangunan toilet tambahan di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Paiman mengatakan, proses pembangunan toilet sudah melewati sejumlah prosedur yang benar, termasuk syarat teknis kekuatan bangunan harus sesuai standar untuk menerima beban baru.

"Perhitungan secara teknis memang bukan menjadi kewenangan kami. Tetapi, bangunan pusat perbelanjaan tersebut memang cukup kuat untuk menerima beban bangunan toliet," ujarnya ditemui usai mengikuti upacara pemakaman almarhum Alfa Nurul Fikri di pemakaman desa setempat.

Ukuran bangunan toilet di lantai III tersebut, yakni sekitar 2,5 meter kali 2 meter sebanyak dua ruang.

Terkait keinginan pihak keluarga menuntut pemberian kompensasi yang pantas, katanya, masih dalam pembicaraan dan harus menunggu proses yang ada. "Pekerja yang meninggal juga mendapatkan santunan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)," ujarnya.

Adapun jumlah korban akibat peristiwa runtuhnya bangunan toilet tersebut, yakni 14 orang menderita luka bervariasi dan empat orang meninggal dunia, salah satunya warga Desa Desa Srikaton, Kecamatan Kayen.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009