Bogor (ANTARA News) - Tokoh Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) Bogor Jabar KH Zaenal Abidin, mengatakan, kepergian KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid merupakan duka bagi semua umat agama dan elemen bangsa.

"Semua umat agama dan elemen bangsa ini merasa kehilangan Gus Dur. Bahkan dunia internasional pun kehilangan beliau, karena hingga sejauh ini tokoh pluralis yang bisa diterima semua kalangan hanya beliau," kata Zaenal Abidin di Bogor, Sabtu.

Warga Kota Bogor, Jawa Barat, kata dia, masih merasa kehilangan mendalam atas wafatnya Presiden ke-4 RI.

Besarnya pengaruh Gus Dur, lanjut dia, terlihat dari tingginya penghormatan bangsa ini terhadapnya. Tak ayal begitu informasi wafatnta Gus Dur menyebar, secara spontan warga melakukan takjiah. Sejak di RCSM, Ciganjur Jakarta hinga Tebuireng Jombang, jenazah Gus Dur dibanjiri peziarah.

Menurut Zaenal, semua umat beragama ikut mendoakan Gus Dur. Tak ayal bila bukan hanya masjid yang melakukan salat ghaib, namun kalangan gereja, pura, vihara, hingga klengteng tak mau tertinggal, ikut larut dalam duka serta mendo`akan tokoh yang dijuluki bapak bangsa.

"Saya kira hingga saat ini, tokoh besar di Indonesia yang wafatnya ditangisi serta didoakan umat enam agama hanya Gus Dur. Itu menunjukkan jasa Gus Dur bagi bangsa ini dirasakan semua kalangan dan sosoknya dihormati semua pihak," katanya.

Dari internal umat Islam sendiri, doa untuk Gus Dur terus mengalir. Hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) saja sebagai habitat yang membesarkan dan dibesarkan Gus Dur, namun juga ditunjukkan oleh warga Muhammadiyah serta berbagai aliran lainnya. Bahkan warga Syiah yang kerap dianggap sangat berbeda pandangan dengan Muslim sunni pun ikut mendoakan Gus Dur.

Doa untuk Gus Dur juga berkumandang di seantero republik mulai Sabang hingga Papua. Jutaan umat dari lintas agama melakukan ritual keagamaan dengan caranya masing-masing, untuk melepaskan kepergian Gus Dur.

Warga Aceh dan Papua yang sejak beberapa dekade silam selalu bergolak, ikut berduka atas wafatanya Gus Dur. pasalnya, menurut Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Gus Dur merupakan pembuka jalan damai krisis kemanusiaan di Aceh. Sedangkan bagi warga Papua, Gus Dur tak lain sebagai orang yang paling punya andil mengembalikan nama Papua setelah sejak zaman Orde Baru dipaksa diganti dengan nama Irian Jaya.

Lebih lanjut Zaenal mengatakan, dirinya berharap penghormatan terhadap Gus Dur tidak hanya dilakukan hanya beberapa saat hingga tujuh hari seusai ia wafat. Namun harus dilakukan secara substansial, yakni dengan melanjutkan cita-cita besar perjuangannya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang toleran, plural dan demokratis.

"Penghormatan terbesar terhadap jasa Gus Dur harus dilakukan dengan melanjutkan cita-cita besar gagasan dan perjuangannya. Hal itu merupakan kebutuhan serta kemiscayaan yang harus kita perjuangkan, karena kita tidak mungkin bisa membangun bangsa yang besar ini secara sendiri-sendiri dan tidak menghargai keragaman yang ada," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010