Batam (ANTARA News) - Industri manufaktur di Kawasan Perdagangan Bebas Batam tidak akan terimbas negatif pemberlakuan Kesepakatan Perdagangan Bebas Negara-Negara Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (FTA ASEAN)-China.

Hal itu diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah Kota Batam Nada Faza Soraya di Batam, Kepri, Minggu.

Ia mengatakan hampir seluruh industri manufaktur di Batam adalah perpanjangan tangan dari Singapura, sehingga diperkirakan akan tetap mampu bertahan di era FTA ASEAN-China mulai awal 2010.

"Kecuali, jika industri di Singapura terpengaruh. Tapi, saya rasa, Singapura bisa bertahan dari China. Singapura kuat," kata Nada.

Jika pun industri manufaktur Singapura terimbas impor barang China, pengaruhnya tidak begitu terasa di Batam, kata Nada. "Karena kita hanya perpanjangan tangan Singapura," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (FTZ BBK) Ismeth Abdullah mengatakan FTZ BBK, terutama Batam, siap menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China.

"BBK paling siap menghadapi FTA ASEAN-China, karena produksinya 95 persen untuk diekspor," kata Ismeth.

Menurut dia, FTA tidak akan membawa dampak negatif kepada dunia usaha FTZ BBK, bahkan produk dsri FTZ BBK siap bersaing dengan produk dari negara lain.

Justru, kata dia, FTA membawa dampak positif untuk FTZ BBK, karena produk yang dihasilkan di FTZ BBK bebas masuk China dan negara lain.

"Tidak perlu khawatir pada FTA. Kita siap. Memang tidak 100 persen, karena tidak ada yang 100 persen," kata Gubernur Kepulauan Riau itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010