Dobo, Maluku (ANTARA News) - Tim ekspedisi Garis Depan Nusantara (GDN) berhasil menancapkan prasasti di Penambulai, Kecamatan Aru Tengah Timur, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, yang merupakan salah satu dari delapan pulau terluar NKRI yang berbatasan dengan Australia.

"Penambulai merupakan pulau terluar yang dipasang tanda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke-76 dari 92 pulau terluar di seluruh Indonesia," kata ketua tim ekspedisi, Irwanto Iskandar di Penambulai, Sabtu.

Pemancangan prasasti di pulau sepanjang 165 kilometer itu terletak pada titik koordinat 6 derajat 19 menit 26 detik Lintang Selatan dan 134 derajat 58 menit 53 detik Bujur Timur sesuai titik dasar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.

Menurut dia, sebelum dilakukan pengecoran tugu prasasti yang terbuat dari bahan `stainlees steel`, tim bersama masyarakat desa Warabal di Penambulai yang hadir membubuhkan tanda tangan pada selembar kertas yang bertuliskan "Pesan dari Bandung untuk masyarakat Indonesia".

Galih Donikara, anggota tim ekspedisi dari organisasi pecinta alam Wanandri, membacakan pesan tersebut.

"Rumah Indonesia, rumah kita, terdiri atas 117.504 ruang. Itulah pulau-pulau yang terserak dalam komposisi yang asri di hamparan Nusantara. Sebanyak 92 di antaranya berada di garis depan Indonesia, " katanya.

Setelah dibacakan, pesan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah botol dan disiapkan di bagian dalam prasasti. Kemudian dilakukan pengecoran.

Pesan yang ditandatangani anggota tim ekspedisi dan warga desa Warabal itu bertujuan menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa Indonesia adalah negara maritim yang harus dijaga bersama.

Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Aru, Jimmy Anggrek yang hadir dalam kegiatan ini menyatakan, PBB telah memberikan kesempatan bagi seluruh negara di dunia untuk memasang tanda kepemilikan pulau terluar.

"Penandaan pulau ini ada batas waktunya dan suatu ketika akan ada operasi Baruna dari PBB untuk memeriksa tanda-tanda kepemilikan," katanya.

Bupati Kepulauan Aru, Tedy Thengko setelah dilantik menjadi bupati pada 2005 silam telah menyiapkan delapan buah patok untuk pulau-pulau terluar di Kepulauan Aru. Patok-patok tersebut dilengkapi bendera merah putih bertuliskan "NKRI" pada bagian berwarna merah dan "Kepulauan Aru" pada bagian berwarna putih.

Patok itu terbuat dari beton bertulang besi. Namun, hanya satu patok yang sudah terpasang, yaitu di pulau terluar Batu Goyang.

Sedangkan sisanya masih ditampung di ibu kota Kecamatan Aru Selatan Timur, lokasi terdekat dengan pulau-pulau terluar. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010