Mamuju (ANTARA News) - Investor Korea Selatan (Korsel) dinyatakan siap melakukan investasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Karama, Mamuju.

Hal ini dikatakan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, usai mengungjungi Ummi Darmiati, bocah penderita penyakit aneh yang saat ini dirawat di RSUD Mamuju, Minggu.

Menurut Gubernur, para investor asing yang melakukan peninjauan di DAS Karama bersama rombongan Ketua Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal (BKPPM), Gita Wirjawan pekan lalu, telah menuai hasil positif karena salah satu investor dari negara penghasil Gingseng itu telah menyatakan kesiapannya untuk menanamkan modalnya untuk pembangunan mega proyek pertama di Sulbar yakni PLTA Karama.

"Proposal yang disodorkan ke Jakarta langsung direspon oleh investor dari Korsel melalui Kedutaan Besar (Kedubes) di Jakarta. Saat ini kita tinggal menunggu tindaklanjutnya untuk dilakukan pembangunan mega proyek PLTA Karama," tuturnya.

Dia menuturkan, ketertarikan investor tersebut setelah melihat potensi DAS Karama dan berjanji untuk melakukan investasi untuk pembangunan PLTA tersebut.

"Kesempatan ini tentunya harus kita maksimalkan untuk mendatangkan kembali nvestor Korsel ke Sulbar sebagai bentuk tindaklanjut atas kesediaan mereka," ungkapnya.

Dikatakan Gubernur, atas tanggapan positif investor tersebut, diminta agar semua pihak memberikan dukungannya, khususnya pemerintah Kabupaten Mamuju untuk membantu dalam melakukan survei pada DAS yang ada di Karama.

Ia mengungkapkan, untuk pembangunan mega proyek PLTA Karama, kemungkinan besar anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp6 triliun.

"Jika PLTA Karama telah beroperasi, maka diperkirakan daya yang dapat dihasilkan mencapai sekira 1.800 megawatt," ucap Gubernur.

Gubernur menambahkan, dengan daya tersebut maka kebutuhan listrik di Sulbar bisa mencukupi mengingat selama ini pasokan listrik di beberapa kawasan di Sulbar belum tersalurkan secara merata akibat keterbatasan daya PLTA Bakaru.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010