Jakarta (ANTARA News) - Politisi PDI Perjuangan Guruh Soekarno Putra mengajak masyarakat untuk berjuang mengembalikan nilai-nilai Pancasila yang dia rasakan sudah tidak tercermin dalam kehidupan rakyat.

"Saat ini banyak kita saksikan di televisi banyak orang marah, ngamuk, menghujat, demo yang anarkis, aksi kekerasan yang meninggalkan nilai-nilai yang ada di Pancasila," kata Guruh, saat berkunjung ke ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut Guruh, kondisi moral bangsa saat ini semakin memprihatinkan, karena tidak diayominya ajaran ahlak dan budi pekerti yang tercermin dalam Pancasila.

Untuk itu, lanjutnya, dirinya mengajak masyarakat, institusi, partai politik untuk berjuang guna mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

"Mungkin saya tepat ke ANTARA untuk mengajak berjuang karena sebagai institusi kantor berita yang independen dan terus berkomitmen menjadi kantor berita perjuangan," katanya.

Guruh yang juga dicalonkan sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2010-2015, akan memakai partainya sebagai salah satu alat perjuangan tersebut.

Guruh yang juga budayawan dan seniman juga akan menggunakan seni sebagai alat perjuangannya.

Guruh juga berpendapat, bahwa Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 sudah tidak lagi segaris karena adanya amandemen UUD.

"Pancasila yang memiliki lima sila ini jika diperas ada tri sila (tiga sila) dan bisa dipadatkan lagi menjadi eka sila (satu sila). Satu sila ini adalah gotong royong," ungkapnya.

Namun, kata Guruh, nilai gotong royong ini sudah hilang di masyarakat Indonesia. "Untuk itu kami mengajak ANTARA untuk bergotong royong memperjuangkan bangsa Indonesia untuk kembali ke nilai-nilai dasar Pancasila," kata Guruh.

Dia juga mengungkapkan bahwa PDI Perjuangan akan melakukan kongres nasional yang diperkirakan berlangsung pada 4 April 2010 mendatang di Bali.

"Saat ini saya dipercaya untuk dicalonkan menjadi ketua umum menggantikan Mbak Mega (Megawati Soekarnoputri) yang menjadi ketua umum sejak 1993," kata Guruh.(J008/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010