Head-to-head kami adalah head-to-head terbesar yang pernah ada dalam sejarah olahraga
Petenis Spanyol Rafael Nadal berusaha mengembalikan bola ke arah lawannya asal Argentina Diego Schwartzman dalam laga semifinal Prancis Terbuka di Roland Garros, Paris, Prancis, Jumat (9/10/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann/foc.


Kondisi lapangan sering memainkan peran kunci dalam hasil pertandingan Djokovic dan Nadal. Djokovic mendominasi di lapangan keras, memenangkan semua dari sembilan pertemuan terakhir mereka dalam set langsung.

Namun Nadal memiliki keunggulan penting di lapangan tanah liat. Juara 12 kali itu memegang rekor 17-7 melawan rivalnya di lapangan berkarakter lamban ini, termasuk kemenangan dalam tiga pertemuan terakhir mereka di permukaan tanah liat pada acara ATP Masters 1000 di Roma dan Madrid.

Baca juga: Roland Garros diguyur hujan untungkan Djokovic, sulitkan Nadal
Baca juga: Djokovic umbar grup WhatsApp eksklusif dengan Nadal dan Federer

Karena posisi turnamen dalam kalender tahun ini, maka kondisi dingin di Paris dapat memengaruhi final besar kesembilan antara kedua petenis ini.

“Kita semua tahu bahwa kondisi dan keadaan jelas berbeda dari biasanya. Ini akan menarik untuk melihat bagaimana permainannya dan permainan saya cocok, bagaimana semuanya dimainkan pada hari Minggu, ” kata Djokovic.

“Tergantung suhunya juga. Itu sangat mempengaruhi lapangan, entah itu berat, tidak banyak memantul, licin, berangin. Semua hal ini saya pikir dapat mempengaruhi kami berdua secara mental dan permainan kami," tambahnya.

Dalam perjalanan ke perempat final, Djokovic mengklaim empat kemenangan set langsung dan hanya menghabiskan tujuh jam dan 32 menit di lapangan. Dalam dua pertandingan terakhirnya melawan Pablo Carreno Busta dan Stefanos Tsitsipas, juara 2016 itu membutuhkan kombinasi tujuh jam dan empat menit untuk mencapai final Roland Garros kelimanya.

Meskipun berjuang dengan masalah leher dan bahu melawan Carreno Busta, Djokovic menyatakan keyakinannya pada bahwa dia tidak akan memiliki masalah untuk pulih tepat waktu untuk final Roland Garros ketiganya melawan Nadal.

Baca juga: Carreno Busta tuding Djokovic pura-pura cedera

Jalan Nadal ke final lebih mudah. Untuk keenam kalinya, unggulan kedua itu berhasil mencapai final di Paris tanpa kehilangan satu set pun. Namun Nadal terlihat masih menjajal berbagai pola selama ajang tersebut.

“Melalui momen-momen ini bermain agresif dengan forehand, mengetahui bahwa Anda bisa sukses seperti ini, membuat saya merasa positif dan membuat saya merasa percaya diri. Itu membantu, tentu saja, untuk selanjutnya, ” kata Nadal.

Baca juga: Nadal ke semifinal Roland Garros ke-13 kali setelah kalahkan Sinner

Sebagai salah satu dari hanya dua orang yang bisa mengalahkan Nadal di Roland Garros, bersama Robin Soderling dari Swedia, Djokovic akan menggunakan kemenangan straight set melawan Nadal di perempat final 2015 sebagai inspirasi.

Dengan rekor 37-1 tahun ini, unggulan teratas ini sedang dalam performa terbaiknya. Pertanyaannya adalah, dapatkah dia bangkit dan mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam olahraga untuk kedua kalinya?

"Saya pernah di sana. Saya sudah melakukannya. Saya memahami apa yang perlu dilakukan dan bagaimana saya perlu mempersiapkan diri. Sata tak sabar untuk itu," kata Djokovic.

Baca juga: Tersingkirnya Nadal buka peluang Djokovic rebut peringkat satu
Baca juga: Djokovic kembali bertengger di peringkat satu dunia


 

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020