Dubai (ANTARA News/Reuters) - PBB akan membuka kembali kantornya di kota Saada di Yaman utara untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada orang-orang yang terlantar, secepatnya pekan depan ketika keamanan telah membaik, kata seorang pejabat PBB, Jumat.

Pemerintah Yaman telah menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 11 Februari dengan gerilyawan Syiah, yang memerangi pasukan pemerintah pusat di Sanaa sejak 2004 karena keluhan agama, ekonomi dan sosial di Yaman utara yang bergunung-gunung. Konflik itu telah membuat 250.000 orang terlantar.

Presiden Yaman Abdullah Saleh menyatakan berakhirnya perang itu Maret dengan menyebut komitmen gerilyawan pada syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Kami untuk sementara telah menutup kantor itu dan meminta stafnya untuk datang ke Sanaa (pada Agustus)," ujar Carlos Geha, pejabat urusan kemanusiaan di Kantor Urusan Kemanusiaan di Yaman, pada Reuters.

"Sekarang situasinya telah lebih baik, kami baru saja merencanakan untuk mengirim staf kembali lagi secepatnya pekan depan," katanya. Ia menambahkan bahwa kehidupan telah kembali normal di kota Saada. Kantor itu menampung berbagai badan bantuan PBB.

Akses kemanusiaan dibutuhkan ke tempat lainnya di Saada dan juga gubernuran al Jawf dan Amran, tempat ketidakamanan berlanjut dan ranjau darat menghambat atau menangguhkan distribusi bantuan, kata pernyataan PB, Jumat.

"Keamanan sama seperti keadaannya sebelum perang ... Di luar kota Saada kami masih belum tahu karena kami tidak berada di sana."

Yaman, yang juga menghadapi pemberontakan separatis di wilayah selatan, telah menimbulkan kekhawatiran keamanan Barat sejak cabang Al Qaida Yaman menyatakan bertanggungjawab atas upaya yang gagal untuk menjatuhkan pesawat AS di atas Detroit, Desember. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010