Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Indonesia akan menjadi pengguna terbesar energi panas bumi atau geothermal di dunia, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka kongres ke-4 geothermal dunia di Nusa Dua Bali, Senin siang.

Presiden mengatakan,k saat ini Indonesia masih menduduki posisi ketiga pengguna energi panas bumi setelah Amerika Serikat sebesar 4.000 MW dan Filipina 2.000 MW.

"Indonesia saat ini hanya menggunakan 1.100 Mw atau hanya 4,2 persen dari cadangan geothermal dalam negeri atau sekitar 40 persen dari potensi geothermal dunia," kata Yudhoyono.

Ia menambahkan, untuk mempercepat pembangunan geothermal dalam negeri, pemerintah tidak bisa berusaha sendirian karena membutuhkan bantuan berbagai pihak seperti lembaga keuangan internasional dan beberapa negara donor lainnya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia telah membuat berbagai kebijakan untuk pembangunan energi geothermal seperti termuat dalam peta jalan pembangunan di bidang tersebut pada 2004-2025.

"Kami menargetkan pada 2025, lima persen kebutuhan energi nasional disumbangkan dari energi geothermal," katanya.

Berbagai proyek telah dilakukan menuju target itu, termasuk empat proyek yang telah ditandatangani Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina Geothermal Energy yang didanai Bank Dunia untuk pembangunan proyek di Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Lampung Barat.

Total investasi dari proyek ini sebesar 8,6 miliar dolar AS dan akan memproduksi sekitar 2.885 Mw listrik yang bisa menutupi kekurangan pasokan listrik nasional saat sebesar 4.900 Mw.

Proyek ini, katanya, bisa mengurangi emisi karbon sekitar 17,3 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya.

"Untuk pengembangan investasi di bidang geothermal, pendanaannya sebesar 50 persen akan melalui BUMN dan sisanya bekerjasama dengan pihak swasta seperti yang sudah berlangsung sebelumnya dari Chevron, Star Energy dan Medco," katanya.

Presiden mengingatkan pemerintah daerah yang menjadi pemilik sumber daya geothermal agar bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengelolaan serta pengawasan sumber daya ini.

"Saya mengingatkan bahwa masih banyak kesenjangan keahlian untuk mempercepat program ini. Harapan saya, upaya untuk mendayagunakan potensi energi Geothermal ini akan sukses, tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia," katanya.

Kongres ke-4 Geothermal Internasional yang diikuti wakil dari 80 negara itu juga dihadiri Presiden Islandia Olafur Ragnar Grimsson, Presiden asosiasi Geothermal Internasional Ladislaus Rybach dan sejumlah pihak yang berkepentingan terhadap pengembangan energi panas bumi. (*)

D012*P008/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010