Bojonegoro (ANTARA News) - Daerah hilir alur Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bersiaga menghadapi ancaman banjir akibat meningkatnya debit air salah satu sungai terpanjang di Jawa itu.

Di papan pantau debit air Bengawan Solo pada Kamis pukul 09.00 WIB ketinggian air menunjukkan 14,20 meter (Siaga II).

"Kewaspadaan terus ditingkatkan dan ketinggian air Bengawan Solo di monitor setiap jam sekali," kata petugas posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro, Fitri.

Ketinggian air Bengawan Solo terus naik menyusul naiknya pasokan air dari Kali Ngaglik di Kecamatan Kedewan dan Kasiman. Luapan dua sungai itu telah menyebabkan banjir bandang di wilayah sekitarnya.

Kali Karangboyo di Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, yang bermuara di Bengawan Solo juga meluap dan menyebabkan banjir.

Banjir di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut mengakibatkan Ngadino (42), warga Cepu, tewas. Lima rumah milik warga di Desa Tambakmerak, Kecamatan Kasiman, juga hanyut diterjang banjir bandang dan 115 rumah rusak berat.

Di sekitar perbatasan dua provinsi itu, ribuan rumah terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 0,5 hingga 1,5 meter. Menurut Fitri, berdasarkan laporan yang masuk, ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu mencapai 27,92 meter.

"Meningkatnya air Bengawan Solo di Karangnongko mendapatkan air banjir dari meluapnya Bengawan Solo di Ngawi, hanya saja belum masuk siaga banjir," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Pudjo Buntoro, menyatakan bahwa kewaspadaan menghadapi banjir Bengawan Solo dengan posisi siaga II terus ditingkatkan.

Dia optimistis banjir tidak akan membesar seperti 2008 lalu. Apalagi, memasuki April ini berdasarkan ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MBKG), curah hujan mulai turun.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010