Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi pagelaran ketoprak guyonan campur tokoh Puspo Budoyo dan menilainya sebagai suatu tontonan yang segar.

Pujian itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat malam, seusai menyaksikan pagelaran ke-42 ketoprak guyonan campur tokoh Puspo Budoyo yang membawakan kisah "Merah Putih Mencegah Perang".

"Saya melihat ini sebagai suatu adegan yang segar.Ada saja pesan-pesan moralnya, nilai-nilai yang ditampilkan," katanya.

Menurut Presiden, pertunjukan tersebut menjadi bagus karena suasana santai yang ditampilkan.

"Kita ingin melestarikan budaya seperti ini apapun ragamnya,apakah dalam bentuk seperti ini (humor) atau yang lebih serius," katanya.

Kepala Negara juga menggarisbawahi keperluan melestarikan seluruh budaya, tidak hanya ketoprak.

Pagelaran ke-42 ketropak guyonan campur tokoh kali ini memang istimewa karena menampilkan pemain sejumlah pejabat antara lain Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Garwoprameswari, Staf Khusus Presiden Heru Lelono sebagai Sultan Trenggono, Kepala Badan POM Kustantinah sebagai Garwo Kandurungan, Direktur Utama RRI Parni Hadi sebagai Ki Ageng Gajahsora, Direktur BRI Bambang Soepeno sebagai Ki Ageng Lembusora, dan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono Tumenggung Palindih.

Kemudian Direktur Utama PLN Dahlan Iskan sebagai Tumenggung Danapati, Direktur Utama Perum BULOG Sutarto Alimoeso sebagai Pangeran Saba Kingkin, Dalang senior Manteb Sudarsono sebagai Jagasena dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo sebagai Dipati Lamongan.

Sejumlah artis seperti Ratna Listy, Eko DJ, Kirun, Marwoto dan Gareng juga turut memeriahkan pertunjukan.

Seusai pertunjukan Presiden Yudhoyono yang malam itu mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna coklat dengan didampingi Ibu Ani yang mengenakan setelan hitam menyalami satu persatu para pendukung acara.

Sepanjang pertunjukan para pemain memang melontarkan sejumlah pesan yang terkait dengan program pemerintah antara lain jamkesmas, sensus, posyandu, listrik, perhubungan, KUR, dan lain-lain.

Ketua Umum Pagelaran Ketoprak Guyonan Campur Tokoh Puspo Budoyo Lies Luluk Sumiarso mengatakan bahwa kehadiran Presiden beserta jajaran kabinetnya merupakan bukti jika para pemimpin dan rakyat Indonesia masih bulat tekadnya untuk melestarikan atau mengembangkan seni budaya nusantara.

Lies mengatakan kehadiran Presiden juga sempat membuat para pemain tegang.

"Semua tegang dan giat berlatih (serta) cemas jangan-jangan bapak (Presiden) tidak jadi datang," katanya.

Menurut dia, sejumlah tokoh (bintang tamu) bahkan sangat bersemangat untuk tampil.

"Wakil Menteri Perhubungan karena bersemangat tadi bahkan sempat terkilir sewaktu latihan adegan perang, tapi tetap akan bermain," katanya.

Lies juga mengaku sempat bertanya-tanya apakah pagelaran ketoprak guyonan yang digelutinya layak disaksikan oleh Presiden dan para menteri.

Sepanjang pertunjukan para tokoh yang menjadi pemain ketoprak mendadak ternyata tidak kalah piawai dibandingkan dengan pemain aslinya.

Salah satu yang selalu mampu memancing tawa para tamu undangan adalah Soekarwo, Manteb Sudarsono dan Remy Sjahdeini Komisaris Utama PT Danareksa yang bermain sebagai Dipati Sedayu.

Peristiwa lupa naskah ataupun urutan bicara juga sempat terjadi beberapa kali, namun hal itu hanya membuat ketoprak guyonan itu makin lucu.

Kisah "Merah Putih Mencegah Perang" yang diangkat dari serial Nagasasra Sabuk Inten karya SH Mintardja dipilih oleh Presiden Yudhoyono. Pagelaran kali ini disutradarai oleh Aries Mukadi yang telah menekuni kesenian ketoprak sejak 1957.

Pagelaran tersebut dibagi dalam empat adegan yaitu Lamongan, Demak Bintara, Gunung Tidar dan Banyu Biru.

"Merah Putih Mencegah Perang" menceritakan mengenai peristiwa hilangnya keris pusaka Demak, Nagasasra dan Sabukinten.

Turut mendampingi Kepala Negara antara lain adalah putra bungsunya Edhie Baskoro, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan sejumlah menteri KIB II antara lain Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
(Ant/R009)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010