Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia tetap membuka kedutaan besar di Bangkok walaupun situasi politik di negara Gajah Putih itu belum menentu dan diperkirakan eskalasi politik meningkat.

Menteri Luar Marty Natalegawa kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat mengatakan kantor perwakilan RI di Bangkok harus tetap beroperasi untuk terus melayani warga negara Indonesia (WNI).

"Kita tidak ada rencana untuk menutup perwakilan kita, namun tentunya melihat situasi dan kondisi yang sedemikian memburuknya tentu saya instruksikan kepada duta besar (Dubes) untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya usai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Marty mengatakan,0 meski tetap buka, untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan staf kedutaan yang bertugas adalah staf-staf yang memiliki tugas esensial saja.

"KBRI tidak ditutup tetapi stafnya yang esensi saja bekerja sehingga meminimalisasi kemungkinan adanya gangguan. Tapi KBRI tetap harus bekerja karena kita harus tetap memberi perlindungan kepada WNI seandainya ada kesulitan yang dihadapi harus tetap berfungsi," tegasnya.

Meski KBRI tetap beroperasi, pemerintah RI memutuskan meliburkan sekolah Indonesia di Bangkok pada Jumat (14/5).

"Sekolah Indonesia di Bangkok ini diliburkan, hanya hari ini (Jumat 14/5-red) saja, untuk hari ini dulu saja, kita lihat hari demi hari," katanya.

Menlu mengatakan setidaknya ada 1.000 WNI yang berada di Thailand saat ini dan masing-masing dari mereka sudah memahami apa yang harus dilakukan saat kondisi politik Thailand tengah menghadapi krisis dan terjadi aksi demonstrasi besar-besaran yang berpotensi ricuh.

"Mereka sudah sangat paham situasi dan kondisi sudah terus mengikuti, dan dihimbau untuk menghindari tempat-tempat kerumunan massa, tapi tentu kita harus tetap waspada," katanya.
(P008*D013/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010