Jakarta (ANTARA News) - Tingginya angka pembajakan perangkat lunak di Indonesia yang mencapai 86 persen dari seluruh pengguna, tidaklah merisaukan Microsoft karena katanya yang dirugikan justru pemerintah dan pemakainya.

"Pembajakan tidak berdampak besar kepada Microsoft malahan yang dirugikan adalah pemerintah dan pengguna," kata Mona Monika, Public Relation Manager Microsoft Indonesia.

Pemerintah lebih dirugikan karena mengurangi pendapatan pajak negara, sedangkan pengguna perangkat lunak bajakan dirugikan oleh berbagai banyak hal termasuk antivirus dan garansi.

"Bagi pengguna perangkat lunak Microsoft asli, ada yang namanya Microsoft Security Essential untuk menjaga PC dari serangan virus, spyware, dan malware yang bisa diupdate secara rutin dan gratis," ujar Mona pada Sabtu (11/6).

Microsoft Indonesia sebagai produsen perangkat lunak tidak bertanggung jawab sepenuhnya atas beredarnya perangkat lunak ilegal di Indonesia

"Kasus pembajakan perangkat lunak di Indonesia adalah tanggung jawab kita semua tapi secara operasional itu wewenang kepolisian," katanya dalam Media Outing Microsoft Office 2010 di Tanjung Lesung, Banten.

Beribu usaha pun telah dilakukan Microsoft Indonesia dalam menyakinkan pengguna untuk membeli perangkat lunak asli, salah satunya dengan imbauan rutin, memasang striker asli Windows hingga pencegahan pembajakan Windows 7.

"Setiap pertemuan pelanggan atau pengguna, kami selalu menyakinkankan mereka untuk membeli produk asli dan kita juga memberikan penjelasan beberapa kerugian perangkat lunak palsu," ujar Mona.

Mona mempertegas setiap pengguna ilegal Windows 7 akan mendapati "Black Windows Screen" di layar PC-nya, layarnya akan menjadi hitam dan akan muncul peringatan bahwa "Anda menggunakan Windows ilegal".

Ketika ditanya antaranews tentang seberapa besar pengaruh pembajakan Indonesia dengan pendapatan Microsoft Indonesia, Mona mengatakan banyak hal yang mempengaruhi pendapatan bukan hanya pembajakan.

(Adm/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010