Denpasar (ANTARA News) - Kucuran kredit perbankan kepada sektor pertanian di Bali hanya Rp433 miliar triwulan I 2010, turun dibanding dengan periode yang sama 2009 yang mencapai Rp490 miliar.

Penurunan realisasi kredit itu mengindikasikan perlambatan pertumbuhan di sektor pertanian, kata Pimpinan Bank Indonesia Denpasar, Jeffrey Kairupan, dalam laporan kajian ekonomi regional Bali di Denpasar, Selasa.

Ia menyebutkan, kinerja di sektor pertanian pada awal 2010 sebenarnya masih menunjukkan saldo bersih tertimbang yang tumbuh positif dan ini sesuai hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU).

Menurunnya pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian di daerah pariwisata Bali, akibat cuaca yang kurang menguntungkan di sektor pertanian, ditambah kucuran pinjaman perbankan di sektor ini dinilai relatif rendah.

Bank Indonesia (BI) Denpasar melaporkan, kredit di sektor pertanian triwulan I 2010 hanya tumbuh 21,8 persen (y-o-y), realisasi tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 43,6 persen.

Sektor pertanian masih menjadi tumpuan pertumbuhan perekonomian masyarakat Bali saat ini, disamping sektor pariwisata dalam dan luar negeri serta sektor industri kecil dan kerajinan yang tersebar di daerah ini.

Menurunnya kucuran kredit perbankan di Bali kemungkinan berpengaruh pula terhadap kecilnya angka pertumbuhan perekonomian masyarakat dalam triwulan II 2010 yang diperkirakan akan tumbuh positif 5,1 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dari pada periode sama sebelumnya yang hanya 4,4 persen.

Kinerja perbankan dalam periode ini, akan lebih maju karena ada peningkatan baik dalam aset, penghimpunan dana pihak ketiga maupun penyaluran kredit, oleh sebab itu sektor pertanian perlu mendapat perhatian lebih.

Hal itu penting artinya dalam mendorong peningkatan produksi sektor pertanian, karena lahan pertanian terpakai 2010 diperkirakan hanya 145.321 hektare berkurang dari tahun sebelumnya 150.283 hektare, akibat perubahan iklim.
(T.ANT-077/S004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010