Jakarta (ANTARA) - Ketika pemilik restoran Chirayu Na Ranong mendengar pemeerintah Thailand mengumumkan lagi pembatasan virus corona di Bangkok, April, dia langsung menangis.

Pembatasan yang terbaru memutus kekuatan terakhir Chu Chocolate Bar & Cafe untuk bertahan. Kafe yang populer di kalangan masyarakat setempat dan turis selama satu dekade belakangan menutup pintu untuk terakhir kalinya pekan ini.

"Saya tahu ini sudah berakhir karena kami nyaris tak bisa bertahan, dan dengan pembatasan sekali lagi, kami tak punya cukup uang untuk membayar," kata Chirayu kepada Reuters.

Baca juga: Belajar dari "BTS Meal", restoran harus siap atur lonjakan pesanan

"Saya mengikuti perintah pemerintah, saya melakukanyang disuruh, dan saya tidak bisa bertahan. Saya tidak bisa mendapat pemasukan."

Kursi-kursi kafe ditumpuk rapi di dekat jendela kaca besar yang memperlihatkan jalanan kota yang kosong, beberapa plastik sampah berjejer di depan apa yang dulunya tempat memajang makanan penutup menggiurkan.

Industri makanan dan minuman Thailand terhimpit akibat pembatasan yang membuat konsumen tidak boleh makan di restoran, pub dan bar ditutup, penjualan turun drastis karena orang-orang bekerja dari rumah dan jumlah turis juga anjlok.

Asosiasi Restoran Thai memperkirakan industri itu kehilangan 1,4 miliar baht per hari selama pembatasa, dan sekitar 500.000 pekerja jadi pengangguran.

Sekitar 50.000 restoran tutup selama dua bulan belakangan, sementara atau permanen, kata asosiasi yang memperkirakan setidaknya 10.000 bisnis bangkrut pada akhir pandemi.

"Pemerintah meminta kami berhenti beroperasi, tapi tidak ada bantuan," kata presiden asosiasi Taniwan Koonmongkon kepada Reuters. "Situasi tak pernah separah ini. Kami sulit sekali bertahan."

Pada akhir Mei, pemerintah melonggarkan pembatasan tetapi kapasitas dibatasi hanya 25 persen dan restoran hanya buka hingga pukul 9 malam. Grup industri mengatakan banyak bisnis yang tak punya cukup uang untuk membayar karyawan juga membayar sewa karena tidak ada bantuan dana dari pemerintah.

Sebagian besar kasus virus corona terjadi di Bangkok. Thailand melaporkan rata-rata hampir 4000 infeksi baru per hari. Sudah tercatat sekitar 165.000 kasus dan 1.00 kematian sejak awal pandemi.

Baca juga: Gurihnya Meteor Chicken tersaji dengan mayones telur

Baca juga: Sabai Sabai, Kokoro, salad bercita rasa Jepang dan Thailand

Baca juga: Unagi, makanan mewah musim panas di Jepang

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021