Sumber daya yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi sosial tidak harus berorientasi pada uang. Jika lembaga seperti DD hendak mencari bantuan bagi beasiswa anak sekolah maka bentuk yang diberikan bukan saja uang melainkan bisa berupa buku, pakaian, makanan dan sebagainya.

Hal itu pada hakekatnya sama saja dengan memberikan bantuan uang, meskipun berwujud barang. Karena tujuan utama adalah meringankan beban objek penerima beasiswa.

Uang memang vital tetapi kreasi mengumpulkan resource lain juga tak kalah penting. Selama ada celah mengumpulkan bentuk bantuan lain maka harus tetap dilakukan termasuk bantuan yang berbentuk jasa.

Proses penggalangan dana memiliki dua esensi. Pertama, membuat masyarakat terpanggil karena adanya suatu kegiatan atau keadaan yang mendorong masyarakat untuk mengerahkan (mendonasikan) sumber daya.

Kedua, adanya program pendayagunaan yang dijalankan oleh sebuah lembaga, terjadinya proses komunikasi/sosialisasi antara pengelola lembaga dan masyarakat umum serta tersedianya sebuah cara bagaimana masyarakat dapat mengalirkan dananya. Itulah esensi proses penggalangan dana.

Tujuan penggalangan dana bukan semata-mata mencari uang, tapi sekaligus meningkatkan citra lembaga di hadapan masyarakat. Masyarakat tidak akan menganggap sebuah lembaga itu baik atau capable, jika tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Terutama masyarakat di sekitar organisasi itu berada.

Dengan pembangunan citra melalui kegiatan penyaluran dana dan penggalangan dana, secara tidak langsung masyarakat akan menjadi sarana promosi gratis bagi organisasi tersebut. Dari mulut ke mulut mereka akan menceritakan kepada masyarakat lainnya bahwa organisasi tersebut baik dan punya perhatian kepada masyarakat.

Dengan demikian dampak positif yang diperoleh organisasi adalah semakin banyaknya pendukung yang muncul secara tidak langsung dari masyarakat.

Dampak lainnya yang terjadi dalam proses penggalangan dana adalah meningkatkan atau memperbanyak jumlah donatur. Pada dasarnya, potensi penyumbang masyarakat kita secara kuantitas maupun kualitas masih sangat besar. Masih banyak masyarakat yang belum menyumbang. Meskipun secara nominal kecil, misalnya 10 ribu rupiah, tapi jika jumlahnya ribuan orang maka jumlah yang terkumpul juga banyak.

Begitu juga, masyarakat potensial (kaya / mampu) yang masih belum mendonasikan dananya juga banyak. Jika didapatkan satu orang yang potensi sumbangannya mencapai 1 juta misalnya, dan sebuah lembaga bisa mendapatkan orang seperti itu, maka beruntunglah lembaga itu.

Jumlah donatur seperti itu juga bisa akan terus bertambah. Satu orang kaya yang menyumbang juga akan bisa mempengaruhi penyumbang kaya lainnya yang belum menyumbang.

Begitu juga dengan penyumbang yang potensinya kecil, juga bisa mempengaruhi penyumbang kecil lainnya yang belum menyumbang. Melalui proses penggalangan dana yang dilakukan secara terus menerus oleh lembaga maka secara tidak langsung akan memperbanyak donatur, meningkatkan kepuasan donatur, memperbanyak relasi dan memperbanyak jumlah pendukung. (***)

*) Penulis adalah Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010