Sebagai seorang anak yang sebagian besar dicerca karena minat saya pada skateboard, saya tidak pernah membayangkan itu akan menjadi bagian dari Olimpiade
Jakarta (ANTARA) - Skateboard membuat debut bersejarah di panggung Olimpiade, Minggu, dengan mempertandingkan nomor street putra dan kompetisi di bawah terik matahari Tokyo ini akan berlangsung empat hari.

Kejuaraan perdana ini menandai titik balik untuk skateboard, yang berakar pada budaya jalanan anak muda dan telah mempengaruhi segala hal mulai dari seni hingga mode.

Laga perdana skateboard menjadi pertandingan bertabur bintang karena banyak atlet internasional yang sudah memiliki nama besar bakal turun.

Baca juga: Tim skateboard Australia terpaksa mundur dari kualifikasi Olimpiade

Bisa dipastikan semua mata akan tertuju pada Nyjah Huston dari Amerika Serikat dan favorit dari tuan rumah Yuto Horigome. Mereka akan meluncur di lapangan beton yang dirancang dengan rel dan bangku yang dihiasi dengan lima cincin Olimpiade.

Dengan menambahkan skateboard sebagai cabang olahraga baru, Komite Olimpiade Internasional berharap dapat memanfaatkan penggemar muda di seluruh dunia, yang telah membangun skateboard menjadi industri multi-miliar dolar.

Bagi seorang atlet besar Tony Hawk, dimasukkannya olahraga ini ke dalam Olimpiade sebenarnya sudah tertunda cukup lama.

Baca juga: Uji coba skateboard untuk Olimpiade Tokyo ditunda Mei

"Sebagai seorang anak yang sebagian besar dicerca karena minat saya pada skateboard, saya tidak pernah membayangkan itu akan menjadi bagian dari Olimpiade," tulis Hawk di bawah video Instagram yang dia posting awal pekan ini.

Skateboard, meskipun sangat populer di Jepang, masih tidak disarankan di sebagian besar taman dan jarang terlihat skater meluncur di jalan.

Tepat di luar taman skate tempat final Olimpiade berlangsung pada Minggu, poster bebek ditempel di pagar putih oleh penduduk setempat sebagai bentuk larangan skateboard, demikian laporan Reuters.

Baca juga: Skater cilik Sky Brown tetap incar emas Olimpiade kendati jatuh parah

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021