Sejumlah atlet Loncat Indah memakai masker di wajah sebelum melakukan loncatan pada babak Final Loncat Indah 10 Meter Putri Sikronisasi di Kejuaraan Dunia Loncat Indah FINA 2021 dan pertandingan uji coba Akuatik Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Aquatics Centre, Tokyo, Jepang, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/wsj.

Membuat atlet tak lagi stres

Mereka harus makan di bilik kecil yang mereka bersihkan dengan tisu desinfektan dan dipisahkan oleh layar plastik tembus pandang yang membuat mereka sulit makan sambil mengobrol.

“Begitu masker dilepas, Anda hanya punya waktu 10 menit untuk makan guna mengurangi terpapar virus,” kata atlet polo air putri Australia, Matilda Kearns.

Tindakan pencegahan bahkan diperluas sampai ke aturan main di lapangan.

Tenis meja melarang atlet meniup bola sebelum melakukan servis yang biasa dilakukan atlet untuk mengusir debu dari bola. Atlet juga dilarang menyeka telapak tangan berkeringat di atas meja ping pong.

Sebelum pandemi, atlet hanya boleh menyeka keringat dengan handuk setelah setiap enam poin, guna menghindari trik melambat-lambatkan permainan. Kini, atlet dibolehkan sesukanya menggunakan handuk demi meja ping pong tak terbasahi keringat atlet. Atlet juga mesti bermasker dan sarung tangan saat memilih bola sebelum laga mulai.

Untuk bulu tangkis, ketika pemain merasa perlu mengganti kok yang dinilai sudah rusak, maka kini pebulu tangkis bisa mengambil sendiri kok baru dari dispenser, bukan lagi dari petugas pertandingan yang biasa membagikan kok.

Di arena tinju, pembersih berseragam akan masuk ring saat pergantian ronde guna menghilangkan keringat atau bahkan darah dari tali ring, bantalan sudut ring, dan kanvas, sebelum kedua petinju melanjutkan adu jotos untuk kemudian saling menumpahkan lagi keringat atau darah.

Pada angkat besi, barbel dibersihkan dengan disinfektan alkohol bedah setiap kali atlet menyelesaikan angkatan.

Dengan protokol seketat itu, tak heran jika di dalam gelembung Olimpiade, infeksi sangat bisa dikendalikan.
 
Seorang sukarelawan Olimpiade Tokyo 2020 menyerahkan sampel air liur kepada petugas untuk kemudian dilakukan tes PCR di Miyagi Stadium, selama berlangsungnya Olimpiade 2020 di Sendai, ibukota Perfektur Miyagi, Jepang, pada 31 Juli 2021  (ANTARA/REUTERS/AMR ABDALLAH DALSH)

Baca juga: Tokyo hadapi lonjakan kasus COVID-19, Olimpiade disorot lagi

Sejak 1 Juli, sudah 222.000 tes dilakukan kepada atlet dan ofisial seluruh kontingen dan hasilnya hanya 32 orang yang positif terpapar virus corona. Itu artinya tingkat infeksi di dalam gelembung Olimpiade hanya 0,01%.

Sebaliknya di luar gelembung Olimpiade, gara-gara varian delta yang lebih menular, infeksi di Tokyo mencatat rekor harian baru dan naik hampir tiga kali lipat dalam pekan pertama setelah Olimpiade dibuka pada 23 Juli. Otoritas Jepang menyebut lonjakan itu tak ada kaitannya dengan Olimpiade.

Situasi steril yang tanpa kompromi diterapkan Jepang itu menghilangkan kekhawatiran terinfeksi di kalangan banyak atlet, termasuk pegulat Finlandia Elias Kuosmanen yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19.

"Kami dites sepanjang waktu, jadi saya yakin lawan dan semua orang sudah bebas dari COVID-19,” kata dia. "saya tak lagi stres karena khawatir terinfeksi.”

Baca juga: Jepang akan tes COVID-19 untuk semua atlet Olimpiade setiap hari
Baca juga: Penyelenggara: Vaksin virus kunci terselenggaranya Olimpiade pada 2021
 

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021