Lebak (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung, Jawa Barat, mengingatkan nelayan dan wisatawan untuk mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda menyusul ditetapkan status "waspada".

"Kami mengimbau nelayan dan wisatawan agar tidak mendekati letusan Anak Krakatau karena sangat membahayakan terkena lontaran pijar," kata Jumono, petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Senin.

Jumono mengatakan, selama status "waspada" atau level II, nelayan dan wisatawan yang hendak ke kawasan Anak Krakatau hanya dari radius dua kilometer dari titik letusan.

Dia mengingatkan. bebatuan pijar lava yang dilontarkan gunung itu suhunya mencapai 800 sampai 1.000 derajat Celcius. Jika mengenai tubuh manusia dipasti mati.

Dia menyebutkan, pesisir barat Provinsi Banten yakni Anyer dan Carita aman dan tidak terpengaruh oleh aktivitas kegemapaan vulkanik Anak Krakatau.

"Saya menjamin pesisir pantai Carita dan Anyer relatif aman dan tidak akan terjadi gelombang tsunami," tegasny.

Dia menyebutkan, sejauh ini aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau masih fluktuatif antara lima sampai 10 menit.

"Dengan interval sebesar itu tentu masih berlangsung kegempaan vulkanik dalam dan dangkal, letusan, serta embusan," imbuhnya.

Berdasarkan data dari pos pengamatan Gunung Anak Karakatau di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, sepanjang Minggu (31/10) kegempaan vulkanik mencapai 585 kali.

Dari 585 kali kegempaan itu di antaranya vulkanik A (dalam) 31 kali, vulkanik (dangkal) 228 kali, letusan 178 kali dan embusan 148 kali. Gunung Anak Krakatau kini diselimuti kabut tebal akibat letusan tersebut.(*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010