Bukan air, bukan es, bukan salju, bukan pula lahar panas atau dingin yang mengguyur Batam, Kamis pagi,melainkan hujan serpihan pesawat yang bertebangan di langit.

Seperti pagi yang lain, Susanti mengantar anaknya bersekolah di sebuah SD swasta di Batam Kota dengan mengendarai sepeda motor. Dan seperti biasa pula, kendaraan roda dua dan empat menyesaki jalan utama yang menghubungkan beberapa perumahan dengan kawasan industri, Simpang Kara.

Lampu merah menghadang laju sepeda motor yang Santi kendarai. Dengan pelan itu berhenti tepat di depan Kantor Pos Polisi Simpang Kara.

Tiba-tiba langit bergemuruh. Bunyi ledakan dari langit mengalahkan bising suara knalpot dan klakson di Simpang Kara.

"Saya langsung melihat ke atas. Ada asap hitam mengepul ke luar dari pesawat yang terbang," kata Susanti bercerita.

Tidak lama kemudian, pecahan dari badan pesawat berterbangan di udara, menghantam jalan-jalan, rumah, sekolah dan kendaraan yang sedang melaju.

Serpihan badan pesawat berterbangan di penjuru Kota Batam. Tidak hanya Simpang Kara, bahkan sampai ke ujung Kampung Belian.

Pecahan badan pesawat yang berterbangan lalu menerjang jalan-jalan Batam terdiri dari berbagai ukuran. Mulai dari 10 x 10 cm, hingga sekitar dua meter.

"Saya langsung melindungi anak saya. Motor saya parkir di Pos Polisi," kata Susanti.

Awalnya, Susanti mengira yang jatuh adalah meteor, hingga ada beberapa orang yang meyakinkannya serpihan itu berasal dari pesawat yang sebelumnya mengeluarkan bunyi ledakan.

"Saya lihat ada satu mobil Xenia yang terkena serpihan. Alhamdulillah orangnya selamat," kata Susanti.


Piring terbang

Di tempat yang sama, warga Center Park, Jahissa mengatakan, serpihan-serpihan yang besarnya sekitar satu meter jatuh di depan rumahnya.

"Bentuknya seperti pintu ada pegangannya," kata dia.

Jahissa mengatakan lempengan seperti pintu itu langsung menghempas di jalan tepat depan rumahnya. Tidak melukai siapa pun.

"Sempat heboh, karena awalnya kita duga itu meteor," kata dia.

Seorang warga, Adi, bahkan mengaku sempat menduga serpihan itu adalah piring terbang yang jatuh.

"Saya pikir itu piring terbang yang jatuh ditembak tentara," kata dia bercerita.


Tiga rumah

Sementara itu, sedikitnya tiga rumah rusak terkena serpihan pesawat Qantas yang terjatuh di sekitar Kecamatan Batam Kota.

Tiga rumah yang rusak berada di perumahan Puri Mas, Batam Kota.

Menurut pemilik rumah, Burhan, sebelum merusak dinding rumahnya, serpihan pesawat sempat berputar-putar di bagian belakang dan merusak sisi rumah lainnya.

"Barang itu terbang dari rumah sebelah, lalu masuk ke sini, tembus dinding, lalu terhempas lagi ke rumah di belakang," kata Burhan.

Burhan mengatakan serpihan pesawat besar, berbentuk seperti gear mobil.

Tetangga Burhan, Yus, mengatakan serpihan sempat melayang tepat di atas kepalanya, sebelum membentur dinding rumah.

"Saya sedang menjemur pakaian di luar. Pas, saya jalan sekitar dua meter, tiba-tiba di tempat saya jemur tadi, serpihan besar itu melayang dan jatuh," kata dia.


Qantas Rusak

Hujan serpihan pesawat yang melayang dan menghantam jalan-jalan di Batam berasal dari badan dan mesin pesawat milik Qantas yang rusak di langit Batam.

Kepala Bandara Hang Nadim Batam Hendro mengatakan mesin dua Qantas lepas, begitu pula pintu pesawat.

Akibat kerusakan itu, maka pesawat kembali ke bandara Changi.

Seorang juru bicara Bandara Changi mengatakan pesawat Qantas yang bermasalah tersebut telah kembali ke Changi "untuk alasan teknis."

Penerbangan Qantas A380, QF 32, menuju Sydney, Australia, berangkat dari Bandara Changi, Kamis pukul 09.56 atau 08.56 WIB.

Karena mengalami masalah mesin, pesawat tersebut berputar-putar di udara untuk pendaratan darurat.

Pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat di Terminal 1 Bandara Changi, Singapura pada 11:46 waktu Singapura.

Salah satu bagian mesin di sayap kiri kelihatan hilang, dan daerah sekitarnya hitam.

Pemerintah Australia mengatakan tidak ada penumpang atau awak yang cedera dalam insiden tersebut. (ANT/K004)

Oleh Oleh: YJ Naim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010