Moskow  (ANTARA News) - Pasukan keamanan Rusia membunuh tiga gerilyawan di Kaukasus, termasuk seorang pemimpin milisi yang dituduh terlibat dalam perencanaan serangan bunuh diri di sebuah lapangan tembak yang memalukan pihak militer.

Baku tembak tersebut terjadi pada Sabtu malam di luar sebuah rumah di kota Buinaksk di wilayah kisruh Dagestan, Kaukasus, yang menunjukkan terjadinya lonjakan serangan milisi dalam beberapa bulan terakhir, kata Komite Anti Teror Nasional pada Minggu.

"Tiga pelaku yang dikepung di sebuah rumah pribadi terpaksa ditembak di tempat sebagai akibat dari bentrokan bersenjata tersebut, yang dilakukan setelah mereka menolak bernegosiasi," tulis sebuah pernyataan.

Salah satu jenazah dikenali sebagai Sakhratula Nazhmudinov, yang diketauhi non-de-Guerre dari Pushtun serta diyakini telah merencanakan serangan bunuh diri pada September di lapangan tembak di Buinaksk, demikian tertulis.

Serangan tersebut menewaskan empat tentara dan melukai 32 lainnya, yang kemudian menimbulkan tanda tanya besar tentang bagaimana bisa pelaku dapat dengan mudahnya menembus instalasi militer yang dikenal sangat aman.

Nazhmudinov juga diduga sebagai otak dibalik penembakan terhadap warga sipil, peledakan di kawasan industri dan penyerangan terhadap polisi.

Kekerasan di Dagestan, wilayah paling padat penduduk di Kaukasus Utara yang berbatasan dengan Chechnya, telah mengguncang pihak Kermlin serta serangan sekelompok pria bersenjata yang menewaskan tujuh polisi lalu lintas pekan lalu di kota Makhachkala.

Kremlin terus memerangi pemberontakan di Kaukasus Utara sejak jatuhnya Uni Soviet, yang kemudian memantik perang terhadap pemberontak separatis pada 1995-1996 di Chechnya, wilayah yang bertetangga dengan Dagestan di sebelah Barat.

Setelah sebuah perang kedua di Chechnya pada 1999, inspirasi para pemberontak beralih kepada Islam dengan tujuan untuk membentuk sebuah negara merdeka yang berlandaskan Islam di wilayah tersebut.

Walaupun perang telah berakhir pada 2000, para pemberontak terus melakukan gerilya pemberontakan dengan tingkat perlawanan yang lebih mematikan serta menyebar di wilayah lain Kaukasus Utara seperti Dagestan dan Ingushetia.

Akhir Oktober lalu, seorang tentara tewas dan seorang lainnya terluka saat sebuah benda berbahan peledak meledak di Chechnya dan prajurit lain terluka dan tengah mendapat perawatan medis.

Satu minggu sebelum ledakan tubuh seorang prajurit bayaran dengan luka tusukan di pangkal paha ditemukan di tepi Sungai Argun di Chechnya.
(KR-PPT/H-RN)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010