Jakarta (ANTARA News) - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pasca penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Krakatau Steel (KRAS) tidak terpengaruh pada pergerakan IHSG.

"Kinerja indeks BEI tidak terpengaruh pada satu saham saja seperti KRAS yang belakangan ini menjadi sorotan, indeks lebih dipengaruhi oleh saham-saham yang berkapitalisasi besar (LQ45)," ujar Ketua Analis Asosiasi Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan dalam acara edukasi wartawan pasar modal di Jakarta, Jumat.

Selain itu, lanjut dia, faktor lain yang mendukung kinerja indeks BEI adalah potensi peningkatan rating Indonesia menjadi negara layak investasi (investment grade).

"Potensi peringkat "investment grade" untuk Indonesia memberi sesuatu yang positif bagi perkembangan dunia investasi lokal," katanya.

Ditempat yang sama analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, Kinerja IHSG berpotensi menuju level 3.800 poin di akhir 2010. Dan pada 2011 indeks BEI berpotensi mencapai ke level 5.000 poin seiring dengan potensi peningkatan rating Indonesia menjadi investment grade.

"Bila lembaga pemeringkat internasional seperti Fitch, Standard & Poor (S&P), dan Moody`s memberikan peringkat investment grade dapat mendorong PE (price to earning ratio) saham di Bursa Efek Indonesia dapat mencapai 20 kali, bila bisa sampai di level ini maka IHSG akan mencapai 5.000," katanya.

Hal itu, lanjut dia, terutama didorong oleh derasnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia seiring dengan diperolehnya peringkat tersebut.

Ia mengatakan, pada Juli 2010 Japan Credit Rating Agency (JCRA) menaikkan peringkat pinjaman valas jangka panjang (sovereign long term foreign currency rating) Indonesia dari BB+ menjadi BBB-.

Selain itu, tambah dia, lembaga pemeringkat Jepang tersebut juga menaikkan rating pinjaman rupiah jangka panjang (sovereign long term local currency) dari BBB- menjadi BBB.

Sementara, analis PT Erdikha Elit Sekuritas Muhammad Reza mengharapkan, lembaga pemeringkat internasional lainnya segera menaikkan peringkat investasi Indonesia menjadi Investment Grade setidaknya mulai tahun 2011.

Ia menambahkan, untuk saham-saham favorit yang akan ditransaksikan di bursa pada tahun 2011 adalah saham di sektor komoditas seperti minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan tambang (Mining).

"Dua tahun belakangan, saham sektor banking, infrastruktur, dan konsumer menopang pertumbuhan indeks BEI. Seiring membaiknya ekonomi dunia, saya perkirakan saham sektor komoditas akan kembali menjadi pilihan para investor," ujarnya.(*)
(T.KR-ZMF/B012/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010