Pekalongan (ANTARA News) - Dari 132 tenaga kerja wanita asal Kota Pekalongan yang bekerja di Arab Saudi, 56 persen dia ntaranya berijazah sekolah dasar sehingga rawan menjadi korban, kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dedi Sumedi.

"Kerawanan terjadinya kasus penganiyaan dan keselamatan kerja terhadap TKW ini juga karena faktor mereka berangkat melalui PJTKI tidak resmi," katanya di Pekalongan, Jumat.

Menurut dia sebanyak 132 tenaga kerja wanita di Arab Saudi tersebut bekerja di sektor penata laksana rumah tangga (PLRT).

"Mengingat ijazah para TKW hanya lulusan sekolah dasar, mereka sebagian besar bekerja di sektor PLRT," katanya.

Ia mengatakan hingga kini minat masyarakat bekerja di luar negeri masih relatif tinggi meskipun banyak muncul pemberitaan tentang kasus penganiayan terhadap TKW di Arab Saudi.

"Sebagian besar calon TKW ketika ditanya karena tergiur dengan penghasilan yang cukup tinggi jika dibanding bekerja di daerahnya. Namun, kami juga mengingatkan pada TKW yang akan bekerja di luar negeri agar melalui PJTKI resmi," katanya.

Menurut dia hingga saat ini, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja belum menerima informasi atau menemukan kasus TKI asal Kota Pekalongan yang mengalami tindakan kekerasan dari majikannya di luar negeri.

"Jika pun ada, hanya permasalahan seputar keterlambatan dalam pengiriman uang ke keluarganya," katanya.
(KR-KTD/M028)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010