Reli kuat oleh harga aluminium setelah kudeta militer di Guinea juga telah mendorong indeks acuan lebih tinggi
Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia datar pada Senin, karena investor yang berhati-hati menahan diri dari menempatkan taruhan besar menjelang pertemuan kebijakan bank sentral yang diperkirakan akan mengumumkan keputusannya untuk mengurangi pembelian aset era pandemi.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia (ASX) berakhir datar di 7.528,50 poin, setelah turun hingga 1,1 persen di awal sesi. Indeks acuan ditutup 0,5 persen lebih tinggi pada Jumat (3/9/2021).

Saham-saham terkait emas terangkat 2,0 karena harga emas mendekati level puncak 2,5 bulan di sesi sebelumnya. Perusahaan tambang emas Newcrest Mining dan Northern Star Resources masing-masing naik 2,5 persen dan 1,8 persen.

Baca juga: Bursa saham Australia jatuh tertekan lonjakan kasus COVID-19

Investor tetap menahan diri karena ketidakpastian atas kebijakan bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), masih ada, dengan para analis belum memutuskan apakah RBA akan menunda rencana pengurangannya pada Selasa (7/9/2021), kata Damian Rooney, Direktur Penjualan Ekuitas Argonaut.

"Reli kuat oleh harga aluminium setelah kudeta militer di Guinea juga telah mendorong indeks acuan lebih tinggi," kata Rooney.

Tentara pasukan khusus muncul pada Minggu (5/9/2021) untuk menggulingkan Presiden Guinea, mengatakan kepada negara itu bahwa mereka telah membubarkan pemerintah dan konstitusinya serta menutup perbatasan darat dan udaranya.

Penambang bauksit Australia naik didukung harga aluminium yang kuat, yang mencapai level tertinggi lebih dari 10 tahun, karena kerusuhan militer di pemasok utama bauksit Guinea menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan lebih lanjut di pasar hilir.

Baca juga: Saham China naik tajam, ditopang rencana bursa saham baru China

Penambang turun 1,1 persen dengan Fortescue memimpin kerugian dalam indeks, anjlok 10,9 persen, diikuti oleh De Gray Mining yang merosot 6,5 persen.

Indeks energi turun sebanyak 1,7 persen karena harga minyak melemah setelah eksportir utama dunia Arab Saudi memangkas harga minyak mentah untuk Asia selama akhir pekan.

Viva Energy adalah pecundang terbesar dalam indeks energi dan turun 3,1 persen, diikuti oleh Oil Search yang berakhir 2,4 lebih rendah.

Di seberang laut Tasman, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru menyelesaikan sesi dengan datar di 13.300,03 poin.

Baca juga: Saham Jepang ditutup melonjak, Indeks Nikkei naik 1,83 persen

Baca juga: Saham Korsel naik tipis, terganjal prospek penundaan "tapering" Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021