Kudus (ANTARA News) - Pertandingan sepak bola antara tim Persiku Kudus dan Persiba Bantul di Stadion Wergu Wetan, Kudus, Jateng, Minggu petang, diwarnai aksi pemukulan salah seorang pemain tim tamu terhadap asisten wasit.

Sebelum pertandingan babak kedua usai, beberapa ofisial tim Persiba Bantul sempat memprotes asisten wasit Suhasan asal Lumajang, Jawa Timur, karena dianggap membela tim tuan rumah.

Beberapa pemain juga sempat memprotesnya, salah satunya Fortune Udo terhadap asisten wasit tersebut karena dianggap membela tim tuan rumah yang sudah unggul 1-0.

Aksi protes hingga membuang bola akhirnya memaksa wasit pertandingan Nopendri asal Jakarta memberikan kartu kuning untuk Fortune.

Sejumlah penonton tuan rumah juga melancarkan protes terhadap reaksi para ofisial maupun pemain tim tamu yang dianggap berlebihan dengan cara melemparinya dengan gelas air mineral, meski tak mengenai sasaran.

Setelah pertandingan usai, asisten wasit Suhasan langsung dipukul oleh salah seorang pemain tamu yang awalnya berada di bangku cadangan dan beberapa orang yang diduga dari tim tamu.

Padahal, saat pertandingan usai sejumlah aparat keamanan dari Polres Kudus dan Kodim mengawal asisten wasit tersebut meninggalkan lapangan pertandingan.

Sejumlah aparat keamanan langsung mengamankan salah seorang pemain tamu yang diduga melakukan aksi pemukulan terhadap asisten wasit maupun.

Tak terima dengan reaksi pemain lawan yang diduga melakukan pemukulan terhadap asisten wasit, penonton tuan rumah langsung menghujaninya dengan botol maupun gelas air mineral.

Beruntung, aksi tersebut bisa dicegah aparat keamanan yang terjun langsung di tribun yang berada dekat dengan tempat duduk para ofisial dan pemain tim tamu.

Menanggapi kepemimpinan wasit pertandingan hingga akhirnya Persiku menang 1-0, Pelatih Persiba Bantul Eduard Tjong, membenarkan kepemimpinan wasit memang berat sebelah.

"Jika kepemimpinan wasit seperti ini, tentu sepak di Tanah Air tidak akan berkembang lebih baik," ujarnya.

Apabila kepemimpinan wasit masih tetap seperti itu, kata dia, sejumlah tim akan berpikir untuk pindah ke kompetisi yang diselenggarakan oleh PT Liga Primer Indonesia (LPI).

Sementara itu, Pelatih Persiku Kudus Lukas Tumbuan, mengaku tidak terlalu mempermasalahkan kepemimpinan wasit pertandingan.

Meskipun sempat terjadi keributan, para suporter tuan rumah justru memberikan contoh yang baik dengan bernyanyi bersama di dekat kerumunan para suporter tim tamu yang masih berada di tribun khusus untuk suporter tim tamu.

Saat keluar dari stadion, kedua suporter tersebut juga tetap menunjukkan rasa persahabatannya tanpa ada keributan lanjutan.(*)
(U.KR-AN/T009/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011