Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menyatakan 2011 adalah tahun kebenaran dan menentang segala kebohongan.

"Enam tahun telah lewat, tahun-tahun yang penuh dengan pencitraan, marilah kita lawan semua kebohongan dan citra palsu, mari kita nyatakan tahun kebenaran," katanya dalam pertemuan 100 aktivis pergerakan kritis di Gedung Joang Jakarta, Senin.

Pertemuan 100 lebih para aktivis tersebut merupakan respon, tindak lanjut atas pernyataan tokoh lintas agama yang menilai pemerintah melakukan kebohongan.

Rizal menilai pemerintah menonjolkan sektor keuangan yang hanya dinikmati 10 persen penduduk terkaya untuk mengalihkan ketidakmampuannya dalam menyejahterakan rakyat.

Ia mengatakan, sektor keuangan yang dinilai maju tersebut karena didukung aliran `dana panas` yang sewaktu-waktu bisa lari ke negara lain dan harga komoditas yang saat ini tinggi.

Ia mengklaim, 80 persen rakyat terlantar dan tidak ada tindakan nyata untuk memperbaikinya.

Dia juga menyoroto Inflasi yang terus meningkat, harga kebutuhan bahan pokok yang membumbung tinggi, sementara pendapatan penduduk tetap sehingga daya beli tergerus dan engakibatkan kemiskinan serta pengangguran bertambah.

Dia menuduh pemerintah ikut menggerus kemampuan daya beli masyarakat dengan mencabut berbagai subsidi. Banyak rakyat, sambung Rizal, ulai makan nasi aking (nasi bekas yang dikeringkan) dan tiwul.

"Inilah saatnya untuk berani menyatakan kebenaran, membongkar berbagai kepalsuan dan kebohongan," katanya.

Temu aktivis tersebut dihadiri banyak kalangan diantaranya Permadi, Indra J Piliang, Revrisond Baswir, anggota DPR Mahfuz Sidik, Effendi Choirie, Fuad Bawazir dan Yuddy Chrisnandi serta Mantan KSAD Tyasno Sudarto. (*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011