Jakarta (ANTARA News) - SAS mengakuisisi Assetlink, perintis dalam Marketing Resource Management (MRM) untuk memberikan kemudahan bagi pelanggannya membuat perencanaan, menciptakan, dan mengoptimalkan program marketingnya.

Integrasi SAS dan Assetlink memberikan nilai lebih bagi pelanggan yang telah menggunakan SAS pada divisi marketing, kata SAS, perusahaan software dan analitik bisnis, dalam siaran persnya kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Assetlink dapat memberikan manajemen workflow lintas jaringan dalam jumlah banyak untuk membantu tim marketing terhindar dari hambatan yang mungkin terjadi.

Dengan Assetlink, SAS membantu mengatur dan mengoptimalkan kinerja marketing melalui manajemen aset yang lebih efisien, peningkatan kemampuan pengukuran dan pelaporan keuangan  yang lebih baik.  

"Kombinasi ini membuat sempurna satu sama lain -- dan, yang lebih penting lagi, adalah bagi tim marketing yang mengunakan layanan ini," kata David Raab, Pimpinan Raab Associates.

"Kombinasi tersebut menjadikan SAS dapat memberikan perencanaan marketing dan eksekusi secara lengkap sebagai bagian dari rangkaian automisasi marketing modern."

"Kekuatan analytics SAS dapat membantu perusahaan-perusahaan mengidentifikasi area untuk meningkatkan kinerja marketing, membangun hubungan dengan pelanggan secara lebih intensif serta meningkatkan keuntungan. Bagaimana pun, permasalahan dalam budgeting, perencanaan dan alokasi sumber daya manusia akan dapat mengganggu efektivitas marketing," kata Jim Davis, Senior Vice President dan Chief Marketing Officer SAS.

Menurut Davis, kombinasi antara kemampuan manajemen sumber daya marketing Assetlink dengan solusi customer intelligence SAS yang terkemuka dapat membantu perusahaan mengidentifikasi apa yang efektif dan apa saja yang memerlukan perbaikan.

"Dengan menggunakan SAS Analytics, data ditangkap oleh Assetlink, para Chief Marketing Officer dan profesional marketing dapat menemukan cara bagaimana memaksimalkan sumber daya marketing dan mengidentifikasi kesempatan baru dari hasil yang ditunjukkan," kata Chetan Saiya, CEO Assetlink.

Akuisisi ini memposisikan SAS sebagai pemimpin dalam Integrated Marketing Management (IMM). Seperti yang telah dijelaskan oleh perusahaan riset Gartner, IMM mengacu pada strategi yang memiliki tingkat keberhasilan integrasi SDM, proses dan teknologi.
 
Menurut Gartner, pada 2014, perusahaan yang mengembangkan strategi marketing terintegrasi “akan menghasilkan Return on Marketing Investment (ROMI) 50% lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakannya."

Tiga puluh lima tahun memiliki pertumbuhan pendapatan yang terus meningkat, SAS menginvestasikan kembali 20% dari pendapatan untuk penelitian dan pengembangan tiap tahunnya sehingga menghasilkan produk yang makin berkembang seperti cloud computing, data yang tidak terstruktur dan komputasi grid.

SAS memiliki lebih dari 11.000 karyawan di lebih dari 50 negara dan 400 kantor perwakilan SAS yang menyediakan layanan dan dukungan bagi pelanggan.

(S026/B010)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011