masih dipenuhi 95 persennya impor
Jakarta (ANTARA) - BUMD DKI Jakarta, PD Dharma Jaya, menyebut bahwa kerja sama pengadaan sapi dengan BUMD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) PT Flobamor untuk mengurangi ketergantungan pada sapi impor.

"Kebutuhan DKI saat ini antara 6.000 ton per bulan dan masih dipenuhi 95 persennya impor. Nah ini rencananya kami ingin kurangi, mulai dengan kerja sama bersama daerah lain," kata Dirut PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman di Balai Kota Jakarta, Selasa.

Raditya mengharapkan dengan kerja sama tersebut secara bertahap bisa meningkatkan konsumsi produk lokal.

Apalagi, sebelumnya pasokan sapi dan daging sapi lokal dari NTT sempat terhenti akibat pandemi COVID-19.

"Untuk besarannya (pengaruh pada konsumsi impor) harus kembali dihitung akan berpengaruh seberapa besar, tapi yang pasti kita ingin tingkatkan produk yang ada di Dharma Jaya persentasenya itu dengan menggunakan produk lokal," katanya.

Baca juga: Gubernur NTT: Kerja sama pengadaan sapi sangat baik dan menguntungkan

Dharma Jaya menjamin meski sapi lokal, kualitas yang dimiliki sapi NTT tidak berbeda dengan produk impor, mengingat sapi di sana merupakan yang berjenis super sehingga kualitasnya terjaga.

"Tapi harganya kami usahakan di bawah sapi impor. Nanti kita bicara teknisnya," ucapnya.

Rencananya, per bulan Dharma Jaya akan mendatangkan sapi 500 ekor hingga 1.000 ekor dan daging sebanyak 500 ton hingga 1.000 ton.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Nusa Tenggara Timur melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)-nya masing-masing yakni PD Dharma Jaya dengan PT Flobamor, menjalin kerja sama lagi untuk pengadaan sapi berkualitas bagi Jakarta setelah terhenti karena pandemi.

Setelah MoU, PD Dharma Jaya akan memberikan secara simbolis order pembelian (purchase order/PO) pembelian sapi sebanyak 2.000 ekor dan daging sapi sebanyak empat kontainer.

Baca juga: DKI-NTT jalin lagi kerja sama pengadaan sapi untuk Jakarta

Harapannya Pemprov NTT dan PT Flobamor mendapatkan alokasi 30.000 ekor sapi dari total 60.000-an ekor sapi tahun depan untuk kebutuhan Idul Adha dan lainnya.

Diketahui, terdapat 10 provinsi yang konsumsi daging sapi berada di atas rata-rata nasional dan Pemprov DKI Jakarta merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 1,06 kg/kapita setiap tahun.

Oleh karena itu, Jakarta masih menjadi barometer untuk menentukan tingkat konsumsi tertinggi daging sapi murni.

Kerja sama DKI Jakarta dan Pemprov NTT terkait pengadaan sapi di Jakarta, telah dimulai sejak DKI dipimpin Joko Widodo pada 2014 yang dilanjutkan oleh wakilnya Basuki Tjahaja Purnama.

Kemudian,  terhenti pada awal 2020 karena pandemi COVID-19, hingga akhirnya saat ini dimulai kembali.

Baca juga: Beternak sapi di Jakarta bukanlah impian

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021