Saya juga mengingatkan teman-teman anggota Fraksi Partai Golkar mempelopori penciptaan iklim berpolitik yang lebih sejuk
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengatakan bahwa pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai koalisi patut diindahkan dan makna lainnya juga berisi peringatan sekaligus imbauan kepada seluruh partai anggota koalisi untuk saling menahan diri atau tidak memojokkan satu sama lain.

"Saya percaya maksud pernyataan beliau, agar seluruh anggota koalisi untuk tetap bersatu dan kembali mematuhi serta konsisten melaksanakan butir-butir kesepakatan untuk mengawal dan mendukung sukses pemerintah SBY-Boediono sampai akhir masa tugas tahun 2014," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat ini, sejak Kabinet Indonesia Bersatu-II terbentuk, semua anggota koalisi sudah menyatakan sepakat melaksanakan tugas sesuai kapasitas dan perannya.

Termasuk diantaranya adalah butir-butir kesepakatan bagi seluruh anggota legislatif masing-masing partai agar tercipta iklim berpolitik yang kondusif. Hal ini sekaligus dimaksud agar kita bisa bekerja secara optimal untuk mewujudkan percepatan kesejahteraan rakyat.

Untuk itulah, menurut dia, Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi yang sudah dibentuk dapat menjadi tempat membahas semua pandangan masing-masing partai anggota koalisi dengan semangat mengedepankan kepentingan rakyat.

Dengan demikian, Agung menambahkan, Setgab diharapkan bisa menjadi tempat mencari titik temu jika terjadi perbedaan pendapat diantara partai anggota koalisi. Untuk itu semua pimpinan partai politik perlu hadir dan aktif terlibat dalam merumuskan setiap pandangan partai koalisi.

"Saya juga mengingatkan teman-teman anggota Fraksi Partai Golkar mempelopori penciptaan iklim berpolitik yang lebih sejuk," ujarnya.

Sebagai salah satu anggota kabinet, Agung Laksono mengakui target penyelesaian tugas-tugas pemerintah bisa makin dipercepat, jika suasana politik bangsa cukup tenang. Untuk itu dia mengimbau agar semua elit politik baik di DPR dan partai selalu menahan diri dan menghindarkan polemik secara terbuka.

"Gunakan Setgab sebagai wahana untuk menggodok semua pemikiran dan gagasan, dari pada pengambilan voting secara terbuka di forum DPR," ujarnya.

Dia mengingatkan agar mengutamakan prinsip musyawarah untuk mencari mufakat di era reformasi tidak tabu. Dengan cara musyawarah akan terhindar perasaan menang kalah, karena hakikatnya penyelesaian semua masalah bisa melalui meja perundingan.

(D011/S026)

(T.D011/B/R010/R010) 03-03-2011 17:34:39

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011