Jakarta (ANTARA News) - MySpace sedang diambang keruntuhannya. Situs jejaring sosial itu telah kehilangan sepuluh juta penggunanya hanya dalam satu bulan, sekaligus menandakan kegagalannya mengganjal dominasi Facebook di dunia.

Kemunduran itu menyusul kebijakan MySpace untuk mengurangi pegawai secara besar-besaran di awal 2011, sementara di sisi lain Facebook terus meraup pengguna yang kini jumlahnya mencapai lebih dari dua ratus juta orang.

Menurut data terbaru yang dirilis 'comScore', seperti dikutip Telegraph, MySpace telah kehilangan sepuluh juta penggunannya dalam bulan Januari hingga Februari 2011, dengan jumlah penurunan dari 73 juta menjadi hanya 63 juta pengguna.

Padahal pada periode yang sama tahun 2010, ketika situs jejaring sosial itu meluncurkan beberapa aplikasi utamanya, MySpace berhasil menarik 95 juta pengguna.

Sementara perusahaan induk MySpace, News Corporation, dilaporkan terus mencoba menjual jejaring sosial yang sedang sakit itu. MySpace sendiri telah mencoba untuk memperbarui diri dengan memperkuat layanan streaming-nya 'MySpace Music' dan fokus pada konten hiburan.

Pada awal 2011, Mike Jones, pimpinan MySpace, mengumumkan bahwa perusahaan itu telah memecat 500 orang staf mereka, padahal mereka selama dua tahun terakhir terus berusaha bersaing melawan dominasi Facebook.

"MySpace merugi 100 juta dollar di kuarter pertama tahun lalu. Untuk kembali ke jalur persaingan, situs itu seharusnya mendapat investasi yang besar, sayang itu tidak dipikirkan oleh News Corporation," kata seorang pejabat senior MySpace.

Pada November 2010 Jones mengakui bahwa MySpace tidak lagi menjadi jejaring sosial dan kalah bersaing dengan Facebook.

"MySpace kini tidak lagi menjadi sebuah jejaring sosial. Ia kini menjadi tujuan hiburan sosial," tegas Jones kala itu.

MySpace dibeli News Corporation pada 2008 dengan nilai 508 juta dollar. Asetnya sempat meningkat menjadi 1,2 miliar dollar ketika News Corporation mencoba menggabungkannya dengan Yahoo pada 2007.

(Ber/S026)

Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011