Banjarnegara (ANTARA News) - Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiharjo mengatakan, Dataran Tinggi Dieng tetap aman bagi wisatawan meskipun status Kawah Timbang ditingkatkan menjadi siaga.

"Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memang telah meningkatkan status Kawah Timbang dari waspada menjadi siaga. Namun perlu kami tekankan, yang ditingkatkan statusnya adalah Kawah Timbang, bukan Dieng-nya," kata dia kepada ANTARA News, di Banjarnegara, Senin.

Ia menegaskan, Kawah Timbang bukan merupakan daerah tujuan wisata dan berada jauh dari kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng.

Menurut dia, hal ini perlu ditekankan karena sejak status Kawah Timbang ditingkatkan dari aktif normal menjadi waspada pada tanggal 23 Mei 2011, jumlah kunjungan wisatawan ke Dataran Tinggi Dieng cenderung mengalami penurunan.

"Kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng terutama kompleks candi dan sejumlah kawah lainnya tetap aman. Namun kalau mengunjungi kawah lainnya, sebaiknya jangan lama-lama," kata dia menegaskan.

Terkait peningkatan status Kawah Timbang, dia mengatakan, pihaknya merekomendasikan wilayah dalam radius 1 kilometer dari lokasi kawah agar dikosongkan.

Informasi yang dihimpun ANTARA News, ratusan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, khususnya dari Dukuh Simbar yang berada tidak jauh dari Kawah Timbang, mengungsi ke sejumlah wilayah yang dinilai lebih aman sejak Minggu (29/5) malam.

Bahkan, pengungsian tersebut dilakukan hingga wilayah Kecamatan Karangkobar yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Desa Sumberejo.

Petugas SAR ORARI Daerah Jawa Tengah, Sutikno, mengatakan pengungsian tersebut terjadi akibat adanya isu  konsentrasi gas karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan Kawah Timbang mengalami peningkatan.

"Padahal kemarin status masih waspada, tapi warga panik karena adanya isu-isu kalau konsentrasi CO2 meningkat. Saat ini statusnya memang sudah siaga," kata dia.

Kendati demikian, Sutikno mengatakan, sebagian pengungsi kembali ke rumah masing-masing pada Senin pagi.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011