Jakarta (ANTARA News) - Pengamat hukum dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Chairul Huda, menilai berbagai tekanan yang dilakukan Indonesia Corruption Watch (ICW) kepada lembaga hukum negara sudah merupakan bentuk arogansi.

"Kalau disebut arogansi bisa saja seperti itu. Karena ICW bicara tidak sesuai fakta dan hasil perkembangan kasus," ujar Chairul Huda di Jakarta, Senin, terkait pernyataan peneliti ICW, Febridiansyah, yang memelintir ucapan Jaksa Agung bahwa kasus Sisminbakum akan diteruskan ke pengadilan.

Namun pada kenyataannya pernyataan ICW tersebut terbukti salah karena pada Senin (20/6), Wakil Jaksa Agung, Dharmono, menyatakan bahwa ada tiga opsi untuk sisminbakum dan bukan hanya meneruskan ke pengadilan.

Tidak hanya kali ini, menurut Chairul Huda, sebelumnya ICW juga telah memutarbalikkan ucapan anggota Komisi Yudisial (KY) dengan menyatakan bahwa salah seorang anggota KY yang menangani kasus Romli Atmasasmita akan diselidiki oleh komisi itu. Tapi Ternyata anggota KY tersebut juga akhirnya membantah pernah berbicara seperti itu.

Chairul Huda menambahkan, berbagai tindakan ICW tersebut dapat dikategorikan sebagai upaya yang menghalalkan segala cara dan sudah tidak lagi mementingkan etika.

"Saya lihat ICW memaksakan pendapatnya tanpa lihat fakta. Sekali saya katakan ICW dianggap memutarbalikan fakta hukum, untuk melakukan tekanan terhadap lembaga dengan memainkan opini publik. Ini semua datang karena lembaga ini mulai arogan merasa lembaga yg bisa menekan semua pihak tanpa melihat etika," ujarnya.(*)
(T.D011/A041)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011