Bengaluru (ANTARA) - Sebagian besar mata uang Asia menguat pada Jumat, terhadap dolar AS yang secara luas lebih lemah, dengan baht Thailand mengungguli rekan-rekannya pada akhir pekan ini di mana perdagangan sebagian besar tenang karena liburan Tahun Baru Imlek.

Peso Filipina adalah salah satu yang menyimpang, melemah 0,1 persen setelah data menunjukkan inflasi mereda pada Januari dari bulan sebelumnya, mendorong bank sentral negara itu untuk mengatakan akan tetap sabar pada tuas kebijakannya.

"Peso kemungkinan bereaksi terhadap pernyataan dovish dari Gubernur Bank Sentral Filipina (BSP, Benjamin Diokno, setelah laporan inflasi," kata Ekonom Senior ING, Nicholas Mapa.

Namun indeks acuan bursa saham Filipina (PSI) naik 1,0 persen, mengungguli sebagian besar rekan-rekannya.

Sebaliknya baht Thailand memimpin, menguat 0,6 persen terhadap dolar AS yang indeksnya terhadap mata uang utama lainnya telah turun 2,0 persen minggu ini - penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020.

"Faktor utama penguatan baht akhir-akhir ini adalah penurunan dolar AS yang terus bergerak lebih rendah karena nada hawkish yang agak mengejutkan dari ECB tadi malam," Ahli Strategi Pasar Krung Thai Bank, Poon Panichpibool, mengatakan.

Baca juga: Rupiah akhir pekan berpotensi melemah, tertekan kekhawatiran inflasi

"Pasar tampaknya telah kembali ke mode risk-on," tambah Panichpibool.

Indeks harga konsumen utama negara itu melonjak ke level tertinggi sembilan bulan tetapi kementerian perdagangannya mengatakan inflasi tidak mengkhawatirkan dan belum memerlukan tindakan pemerintah.

Sentimen juga terangkat oleh langkah pemerintah Thailand awal pekan ini untuk mengundang kembali turis yang divaksinasi lengkap, dalam upaya terbarunya untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang dilanda pandemi, pendorong utama ekonomi negara itu.

Won Korea Selatan menguat 0,8 persen setelah inflasi negara itu mencapai level tertinggi satu dekade, mendorong alasan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Saham Korea Selatan (KOSPI) naik 1,6 persen, mencatat kenaikan mingguan terbaiknya dalam hampir setahun, mengikuti kekuatan di ekuitas berjangka AS.

Mata uang utama Asia lainnya membuat keuntungan marjinal, dengan dolar Singapura dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,1 persen.

Baca juga: Pasar Asia: Saham Singapura dan Seoul menguat, mata uang beragam

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022