Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian mengingatkan perlunya penanganan akan kecenderungan menurunnya atau regresi secara perlahan demokrasi di Tanah Air.

“Kita tahu sebentar lagi 2024 ada pemilihan lagi. Regresi perlahan ini harus segera ditangani dan ada yang mengingatkan. Kita sebagai anggota masyarakat punya kewajiban untuk mengambil peran agar regresi tidak semakin jauh,” ujar Andre dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Andre berpendapat regresi demokrasi harus dicegah dengan partisipasi aktif masyarakat. Salah satunya, dengan terus berusaha mengedepankan persamaan dan kesatuan dibandingkan perpecahan.

Baca juga: UI: Dialog politikus muda lintas partai cara hilangkan polarisasi

ILUNI UI juga berupaya mencegah regresi demokrasi dengan mengedepankan persatuan melalui gerakan Kohesi Kebangsaan yang telah digagas sejak Oktober 2021.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, alumni, seluruh pemangku kepentingan yang terkait demokrasi untuk sama-sama membangun kohesi. Kita tidak perlu sama, dan perbedaan harus dihargai. Tapi, bagaimana kita mengedepankan persamaan dan kesatuan, itu yang lebih penting,” imbuh dia.

Ketua Policy Center ILUNI UI, M. Jibriel Avessina memaparkan demokrasi menjadi salah satu fokus Policy Center ILUNI UI. Masyarakat sipil harus mendorong agar demokrasi berjalan lebih efektif. Regresi demokrasi itu ada dari atas, yang merupakan ranah partai politik dan pemerintahan, serta dari bawah yang harus jadi refleksi bersama.

Dia mendorong untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang ada hari ini, seperti kebebasan sipil, politik identitas yang marak, dan sektarianisme.

“Policy Center bersama masyarakat sipil akan selalu berjuang dan mohon dipandu untuk langkah-langkah apa yang harus dilakukan ke depan,” kata Jibriel.

Baca juga: Politisi dan akademisi anggota ILUNI UI tolak wacana amendemen UUD

Baca juga: Ikatan alumni UI-ITB kerja sama ajak masyarakat ikuti vaksinasi


Pakar Filsafat Politik Donny Gahral Adian mengatakan polarisasi menjadi hal yang pasti dialami semua pemerintahan sesudah Orde Baru.

“Pertama polarisasi politik antara penguasa dan oposisi. Kedua polarisasi lama, yakni mereka yang menggunakan agama dan berfikir secara sekuler,” jelas Donny.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022