pihaknya kini gencar memberikan vaksin  "booster" ini adalah untuk menekan lonjakan kasus pada gelombang ketiga ini
Jakarta (ANTARA) - Pemprov DKI Jakarta meminta warga yang telah memiliki tiket vaksinasi COVID-19 dosis penguat (booster) untuk segera mendatangi sentra vaksin atau fasilitas kesehatan tanpa memilih-milih merek vaksinnya.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan pihaknya kini gencar memberikan vaksin  "booster" ini adalah untuk menekan lonjakan kasus pada gelombang ketiga  ini di samping memasifkan tes, lacak, dan isolasi.

"Saat ini, Jakarta sedang masif menggunakan vaksin AstraZeneca untuk dosis ketiga atau booster karena memang jenis itu yang sekarang tersedia. Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak pilih-pilih jenis atau merek vaksin booster-nya, karena apapun jenis atau merek vaksinnya sudah teruji klinis dan bermanfaat bagi kekebalan tubuh," kata Widyastuti dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Kebanyakan masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga adalah yang menggunakan Sinovac atau AstraZeneca pada dosis 1 dan dosis 2.

Dalam tulisannya, Widyastuti menyebut booster menggunakan vaksin AstraZeneca efektif mencegah gejala apabila terpapar COVID-19 sebanyak 93 persen, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 90 persen. Selain itu, booster menggunakan vaksin AstraZeneca juga efektif mencegah rawat inap apabila terpapar COVID-19 sebesar 96 persen, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 87 persen (Ministerio de Salud, Chile, 2021).

"Untuk itu, bagi seluruh masyarakat Jakarta, mari manfaatkan kesempatan dan ketersediaan vaksin saat ini di fasilitas-fasilitas kesehatan maupun sentra vaksinasi yang tersebar di berbagai wilayah. Ayo segerakan vaksin, lindungi diri dan sekitar," ucapnya.

Diketahui, rekor penambahan kasus COVID-19 di DKI Jakarta terjadi pada tanggal 6 Februari 2022 dengan jumlah 15.825 orang terkonfirmasi positif. Namun, vaksinasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan terbukti mampu mengurangi gejala, risiko dirawat di rumah sakit, dan kematian apabila terpapar COVID-19.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, terlihat perbedaan cukup signifikan antara gelombang kedua tahun lalu dan gelombang ketiga tahun ini pada angka keterisian tempat tidur di RS yang merawat COVID-19 dan penambahan jumlah kematian.

Pada puncak gelombang kedua COVID-19, hingga tanggal 12 Juli 2021, keterisian tempat tidur isolasi mencapai 92 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 10.623 pasien yang dirawat, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 95 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 1.390 pasien yang dirawat.

Jumlah tersebut jauh berbeda pada gelombang ketiga COVID-19 yang mana hingga tanggal 6 Februari 2022 untuk tempat tidur isolasi mencapai 62 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 3.631 pasien yang dirawat, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 34 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 254 pasien yang dirawat.

Begitu pula dengan jumlah penambahan angka kematian yang berbeda cukup signifikan pada puncak gelombang kedua COVID-19 tahun lalu dibandingkan dengan gelombang ketiga tahun ini. Pada 12 Juli 2021, angka kematian bertambah sebanyak 67 orang. Sedangkan, pada 6 Februari 2022, angka kematian bertambah sebanyak 27 orang.

Meskipun jumlah keterisian tempat tidur di RS dan penambahan angka kematian ini jauh lebih rendah dari gelombang kedua varian Delta tahun lalu, masyarakat diimbau agar tidak menyepelekan situasi dengan tetap terapkan protokol kesehatan, tuntaskan vaksinasi lengkap, dan batasi bepergian.

Daftar vaksin sendiri dapat melalui aplikasi JAKI maupun langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Jakarta-Kemenkes vaksinasi penguat 2000 karyawan
Baca juga: Pemprov DKI gandeng TNI-Polri kejar vaksinasi "booster"
Baca juga: DKI percepat vaksinasi dosis ketiga melalui aplikasi JAKI

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022