Ciamis (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat mengidentifikasi penyebab kematian macan tutul (Panthera pardus) yang ditemukan hanya tulang belulang di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis disebabkan faktor alami dan tidak ada bekas kekerasan.

"Mati secara alami, tidak ada tanda-tanda bekas bahan kimia, kami periksa dengan pendeteksi logam juga tidak ada ditemukan tanda-tanda, tulang-tulangnya juga masih baik, tidak ada retakan habis dipukul," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Ciamis, BKSDA Jabar Andi Witria kepada wartawan di Ciamis, Rabu.

Baca juga: Macan tutul dilepasliarkan di Gunung Sawal Kabupaten Ciamis

Ia menuturkan, KSDA Wilayah III Ciamis mendapat laporan dari warga adanya tulang binatang yang diduga kambing atau domba pada 3 Februari 2022, kemudian dilakukan pemeriksaan yang ternyata tulang tersebut merupakan hewan macan tutul karena terdapat taring.

Tulang macan tutul yang ditemukan tidak jauh dari area perkebunan warga itu, kata dia, langsung dievakuasi untuk pemeriksaan lebih lanjut kemudian dicocokkan dengan data macan tutul yang tercatat di KSDA Ciamis.

Baca juga: Warga tangkap macan tutul di kaki Gunung Sawal Ciamis

Ia menyebutkan hasil pemeriksaan ternyata tulang macan tutul itu merupakan macan bernama Abah usia 14 tahun yang sebelumnya pernah tertangkap dan direhabilitasi untuk selanjutnya dilepasliarkan ke hutan.

"Tulang itu kami periksa, kebetulan kami punya data morfometrik Abah, setelah dicocokkan itu sama dari susunan giginya, itu juga diperkuat oleh pernyataan dokter hewan, jadi 99 persen itu adalah Abah," katanya.

Baca juga: Macan tutul yang terekam kamera di Gunung Sanggabuana kelamin betina

Ia menyampaikan, macan bernama Abah itu sudah memasuki usia senja, rata-rata macan mampu bertahan hidup di hutan sampai usia 18 tahun.

Kondisi macan Abah, kata dia, dengan usianya yang sudah memasuki senja itu kemampuan berburunya kurang, terlebih taringnya sudah patah, dan tergeser oleh macan yang lebih muda.

Baca juga: Terekamnya macan tutul jawa di Gunung Sanggabuana dianggap kabar baik

"Abah juga kan terakhir tertangkap giginya sudah rusak, kemampuan berburunya berkurang, ditambah tergeser oleh jantan muda yang lebih kuat," katanya.

Terkait populasi macan tutul di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Andi menyebutkan sekitar 11 ekor dewasa terdiri dari lima jantan dan enam betina, dan adanya kematian satu macan maka tersisa tinggal 10 ekor.

Baca juga: Macan tutul jawa terekam kamera berkeliaran di hutan Sanggabuana

Petugas KSDA Ciamis, kata Andi, pernah mendapatkan laporan dari warga adanya anak macan tutul, namun laporan itu perlu dibuktikan dengan rekaman kamera.

"Itu kan tetap harus dibuktikan keberadaan-nya, yang pasti ada anaknya, hanya belum terekam saja," katanya. ***3***

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022