Badung (ANTARA) - Danone-AQUA bersama mitra-mitranya mengikuti program "Bali’s Biggest Clean Up 2022" sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah yang baik di Bali.

Gerakan bersih-bersih sampah ini merupakan bagian dari One Island-One Voice, yang dimotori oleh Bye Bye Plastic Bags untuk keenam kalinya.

"Program bersih-bersih pantai secara bersamaan ini dapat melengkapi berbagai macam usaha kami dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular dengan berbagai mitra kami," ujar Director of Sustainable Development Danone-AQUA Indonesia Karyanto Wibowo dalam keterangan yang diterima di Kabupaten Badung, Senin.

Kegiatan lingkungan yang dilakukan di seluruh wilayah Bali dengan dukungan masyarakat, LSM lingkungan dan sektor korporasi yang peduli lingkungan itu diharapkan dapat membantu Bali dalam menyelesaikan masalah sampah.

Selama lima tahun terakhir, kegiatan bersih-bersih pantai yang diadakan tahunan itu telah mengumpulkan lebih dari 65.000 orang di 430 lokasi di Bali dan mencegah 155 ton plastik memasuki lautan.

Karyanto Wibowo menjelaskan, sebagai salah satu perusahaan yang berkomitmen terhadap lingkungan, Danone-AQUA, yang dikenal dengan usahanya dalam mendorong ekonomi sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik bergabung dalam program One Island-One Voice dengan memilih Pantai Balangan
Kabupaten Badung sebagai lokasi tahun ini.

Setelah acara bersih-bersih, semua sampah yang terkumpul dari Pantai Balangan akan dibawa ke TPST Samtaku Jimbaran, yang merupakan fasilitas pemilahan “Zero Waste to Landfill” kerja sama antara PT Reciki Mantap Jaya, Danone-AQUA dan mitra lainnya.

"Di TPST Samtaku Jimbaran semua sampah dipilah, diolah, lalu dijual sebagai kompos atau plastik daur ulang," katanya

Karyanto Wibowo menjelaskan, salah satu cara paling efisien untuk mencapai target pemerintah dalam mengurangi sampah plastik ke lautan sebesar 70 persen pada tahun 2025, adalah dengan berkomitmen pada pendekatan ekonomi sirkular secara holistik, dengan upaya yang lebih besar dari pengumpulan sampah plastik, pendidikan konsumen dan inovasi kemasan produk.

"Konsep ekonomi sirkular merupakan solusi terbaik saat ini untuk menyelesaikan masalah sampah plastik di seluruh Indonesia dan membutuhkan upaya menyeluruh dari para pemangku kepentingan," ungkapnya.

Ia menambahkan, fokus terbesar pihaknya adalah bagaimana dapat mengelola sampah pada sumbernya seperti di rumah dan kawasan pemukiman, karena di sanalah perubahan perilaku yang sangat dibutuhkan untuk dimulai.

"Dari sana, kami melanjutkan inisiatif ke pengumpulan dan berbagai program pengelolaan limbah inovatif lainnya dan akhirnya ke fasilitas daur ulang kami. Kami berkomitmen memanfaatkan bahan yang dikumpulkan sebagai bagian dari materi produksi kemasan baru untuk produk kami, sehingga mengurangi limbah plastik ke lingkungan, sekaligus mewujudkan visi global Danone-One Planet, One Health," ujar Karyanto.

Sejak tahun 2018, Danone-AQUA juga telah memposisikan Bali sebagai studi kasus 'kelas dunia', menjadikan Bali sebagai sebagai salah satu fokus perusahaan dalam menerapkan inisiatif keberlanjutan yang ekstensif.

Sebagai pelopor model ekonomi sirkular, pihaknya juga telah bekerja sama dengan banyak mitra untuk mengatasi tantangan sampah plastik di Bali.

"Di Bali, Danone-AQUA telah mengumpulkan lebih banyak botol plastik daripada yang digunakan perusahaan melalui berbagai kemitraan dengan LSM lokal dan kelompok masyarakat, pemulung, dan bank sampah. Kami percaya semua pihak harus terlibat untuk mempercepat transisi Indonesia ke ekonomi sirkular dan membantu menyelesaikan masalah sampah plastik," katanya.

Baca juga: Pemerintah akan segera menangani sampah di Bali
Baca juga: KKP canangkan Bulan Cinta Laut, respons limbah PCR di pantai Bali
Baca juga: Jelang G20 pastikan dua kawasan mangrove di Denpasar tanpa sampah

Baca juga: Sampah styrofoam di Bali meningkat selama pandemi COVID-19
 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022