Bendera nasional anggota NATO terlihat pada hari pertemuan para menteri luar negeri di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, Jumat (4/3/2022). REUTERS/Yves Herman/aww/sad. (REUTERS/YVES HERMAN)

Swedia ingin NATO

Pertanyaannya, apakah setelah itu perlawanan Ukraina menyurut? Kecil kemungkinan terjadi. Ukraina justru bisa mengubah taktik dengan melancarkan perang gerilya.

Itu bakal kian menyita energi Rusia yang sudah kepayahan ditimpa dampak sanksi Barat yang mustahil dicabut hanya karena Kiev jatuh dan justru sepertinya bakal semakin keras.

Perbatasan Ukraina dengan Polandia, Ceko, Hungaria dan Rumania yang semuanya anggota NATO, bisa membuat Ukraina tetap mendapatkan pasokan alat perang sehingga perang bisa semakin lama.

Padahal perang yang lama sama artinya menguras keuangan Rusia yang sudah keteteran oleh krisis sampai meminta bantuan China yang kemudian dibantah Kremlin.

Tetapi, dari pengalaman 2008 ketika perang Georgia yang berbatasan dengan Turki yang juga anggota NATO, Rusia mungkin tak akan bisa total menguasai Ukraina.

Bahkan di wilayah Ukraina yang sudah diduduki pun Rusia kesulitan menarik hati rakyat Ukraina yang sudah terlanjur memandang mereka agresor.

Rusia juga gagal memecah belah Eropa dan NATO. Justru invasi ke Ukraina makin mempersatukan Eropa sampai negara-negara non NATO pun menjadi tak aman lagi dengan sikap netralnya.

Baca juga: Rusia guncang Eropa, Biden bertemu Presiden Finlandia

Jerman yang anggota NATO enggan menerapkan sanksi maksimum kepada Rusia akibat aneksasi Krimea pada 2014 dan perang Georgia pada 2008.

Tapi kini mereka setuju menjatuhkan sanksi maksimum kepada Rusia, termasuk membekukan proyek pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia ke negara itu.

Namun yang mengejutkan adalah Swiss. Negara yang berabad-abad bersikap netral itu, melanggar tabu dengan turut menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Tak kalah mengejutkan adalah opini publik di negara netral lainnya, Swedia, yang sejak 1814 tak mau terlibat dalam perang atau pakta militer apa pun.

Jajak pendapat yang bulan ini diadakan Demoskop dan Aftonbladet menunjukkan 51 persen penduduk Swedia ingin negaranya bergabung dengan NATO. Cuma 27 persen yang menentang.

Ini pertama kali terjadi mayoritas rakyat Swedia menginginkan bergabung dengan NATO.

Sekalipun Menteri Pertahanan Peter Hultqvist menyebut proses masuk NATO sangat berliku, Partai Demokrat yang menjadi kekuatan ketiga di parlemen Swedia berjanji memanfaatkan isu ini guna menjadi mayoritas di parlemen sehingga bisa saja aspirasi publik itu diwujudkan mereka.

Finlandia yang juga netral dan memiliki perbatasan darat sepanjang 1.340 km dengan Rusia dan dua kali diperangi Rusia pada 1939 dan 1944 sampai sebagian wilayahnya dicaplok, juga begitu.

Dalam jajak pendapat yang diadakan stasiun televisi Yle, 53 persen penduduk Finlandia menginginkan negaranya menjadi anggota NATO. Padahal bertahun-tahun sebelumnya proporsi warga yang menginginkan bergabung dengan NATO hanya 20-an persen.

Baca juga: PM Swedia tolak desakan untuk jadi anggota NATO

Selanjutnya : usik rasa aman

Copyright © ANTARA 2022