Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Resor Metropolitan (Polrestro) Jakarta Selatan mengincar oknum penulis status pada jejaring sosial (Twitter) terkait insiden pemukulan terhadap wartawan saat bentrok dengan siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Kebayoran Baru.

"Kita akan pilih kasus per kasus, termasuk pernyataan di Twitter yang namanya Gilang Perdana," kata Kepala Polrestro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Imam Sugiyanto di Jakarta, Senin (19/9) malam.

Imam mengatakan, penyidik akan mencari penyebab dan pelaku maupun korban pemukulan, termasuk pemanggilan terhadap Gilang Perdana yang diduga siswa yang memukul wartawan hingga terluka.

"Kalau memang dia (Gilang) mengatakan pemukul, perlu saksi untuk membuktikannya," ujar Imam seraya menambahkan teman Gilang juga harus bekerja sama menjadi saksi.

Namun Iman menyatakan penyidik akan memastikan terlebih dulu, apakah Gilang Perdana merupakan pelajar SMAN 6 Bulungan kepada pihak sekolah.

Perwira menengah kepolisian itu, menyebutkan penyidik juga akan menelusuri informasi adanya keterlibatan guru saat bentrokan antara siswa dengan wartawan.

Imam meminta masyarakat maupun wartawan yang memiliki bukti maupun data menyerahkan kepada petugas kepolisian, guna penyelidikan lebih lanjut.

Aksi bentrokan bermula saat puluhan wartawan tengah berunjuk rasa di SMA Negeri 6, terkait tindakan pengeroyokan siswa SMA 6 terhadap wartawan televisi Trans 7, Oktaviardi, Jumat (16/9).

Petugas sempat berupaya mengatsi keributan, namun jumlah siswa yang terlibat bentrok cukup banyak, sehingga polisi kewalahan.

Aksi tawuran melukai sedikitnya 10 orang wartawan dan tujuh orang siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta Selatan.

Wartawan yang melapor, antara lain fotografer Kompas.com Banar Fil Ardi, fotografer Seputar Indonesia Yudistiro Pranoto, juru kamera Trans 7 dan fotografer Media Indonesia Panca Saukani.

Imam menambahkan pihak siswa yang juga menjadi korban pemukulan akan melaporkan wartawan yang diduga melakukan penganiayaan, Selasa (20/9).

"Besok (Selasa) diwakilkan guru akan melaporkan wartawan," tutur Imam. (T014/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011