Singapura (ANTARA) - Dolar terus melemah di perdagangan Asia pada Rabu pagi, karena harapan untuk terobosan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina mengangkat euro, sementara yen di bawah tekanan bahkan ketika bank sentral Jepang (BOJ) melipatgandakan upaya untuk menahan imbal hasil obligasi turun.

Euro, terpukul dalam beberapa pekan terakhir oleh ketakutan akan kejatuhan ekonomi dari perang di Ukraina dan kegelisahan tentang risiko konflik menyebar ke barat, menyentuh level tertinggi dua minggu di 1,1137 dolar semalam, sebelum menetap kembali ke 1,1091 dolar di Asia.

Mata uang bersama juga melonjak melewati rata-rata pergerakan 200 hari terhadap pound untuk mencapai level tertinggi tiga bulan di 84,81 pence, sementara rubel Rusia melonjak ke level tertinggi satu bulan di 83,50 terhadap dolar.

Baca juga: Euro naik jelang pembicaraan tentang Ukraina, yen "rebound" vs dolar

Rusia telah berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan Ukraina mengusulkan untuk mengadopsi status netral sebagai tanda kemajuan dalam negosiasi tatap muka di Istanbul.

Pejabat AS menuangkan sedikit air dingin pada harapan untuk kesepakatan dengan memperingatkan ancaman ke Kyiv belum berakhir.

"Setidaknya kedua belah pihak berbicara," kata ahli strategi Commonwealth Bank of Australia Joe Capurso.

"Kabar baik tentatif tentang perang akan menguntungkan euro lebih dari mata uang lainnya mengingat kedekatan Eropa dengan konflik dan ketergantungan pada energi Rusia," katanya.

Sentimen juga terbukti membantu untuk mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia dan Selandia Baru. Mereka kuat tepat di bawah puncak baru-baru ini dalam perdagangan pagi, dengan Aussie di 0,7512 dolar AS dan kiwi di 0,6946 dolar AS.

Baca juga: Dolar menguat, euro melemah, saat Biden bawa rencana sanksi ke Eropa

Won Korea Selatan, yang seperti euro telah terpukul oleh lonjakan harga minyak sejak perang dimulai lebih dari sebulan yang lalu, mencatat sesi terbaiknya dalam dua tahun semalam.

Yen, sementara itu, berjuang untuk menemukan dasar di sekitar 123 terhadap dolar.

Mata uang Jepang berada di jalur untuk bulan terburuk sejak November 2016, dengan kerugian sekitar 7,0 persen terhadap dolar karena bank sentral Jepang telah menggandakan sikap dovish-nya sementara seluruh dunia berubah menjadi hawkish.

BOJ, yang sudah berada di tengah-tengah janji empat hari pembelian obligasi tak terbatas untuk menahan imbal hasil 10-obligasi tahun di bawah plafon 0,25 persen, meningkatkan upaya dengan memperluas pembelian di sepanjang kurva di kedua arah.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun akhirnya turun sedikit menjadi 0,225 persen, meskipun yen bertahan stabil di 122,66 per dolar.

"Risiko tetap condong ke sisi atas untuk dolar AS/yen Jepang hari ini. Angka 125,00 akan terus menjadi level resistensi sisi atas yang baik," kata Sophia Ng, seorang analis di MUFG Bank di Singapura.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022