Umat Muslim telah mampu mewarnai pembangunan di Pulau Bali
Tabanan (ANTARA) - Acara "Semarak Idul Fitri dan Ketog Semprong Syawalan Akbar 2022" yang dipadati ribuan Muslim di Lapangan Kebun Raya "Eka Karya" Tabanan-Bali, Senin, dapat menjadi momen untuk meningkatkan harmoni antar umat beragama.

Bupati Tabanan Dr I Komang Gede Sanjaya menilai Ketog Semprong Festival merupakan Annual Event atau kesenian tahunan yang menyajikan pentas seni kreatifitas dan kearifan lokal kampung Islam Candikuning, yang dikolaborasi dengan kesenian Bali.

"Festival ini bertujuan untuk mengimplementasikan nilai agama dalam banyak dimensi, salah satunya adalah menjaga kerukunan baik inter dan antar umat beragama, sehingga kegiatan ini bisa dijadikan momen untuk meningkatkan harmoni antar umat beragama," katanya.

Bagi masyarakat Candikuning, festival ini juga dimaknai sebagai ajang untuk berjumpa dan bersua, tak hanya dengan saudara, keluarga, maupun masyarakat setempat, namun juga meningkat manfaatnya sebagai tempat jumpa rakyat dan pemimpinnya.

Baca juga: Pemkot Pekalongan minta tradisi Syawalan untuk mempererat silaturahmi

Baca juga: Warga lereng Merapi gelar tradisi Syawalan Lebaran Ketupat


Tempat pemimpin bisa menyapa masyarakat secara langsung, saling bersinergi membangun mimpi dan menciptakan masyarakat Tabanan yang aman, unggul dan madani, ujarnya.

"Saya dari Pemkab Tabanan memberi apresiasi yang tinggi kepada umat Islam yang gaungnya terdengar sangat luar biasa. Saya sadari Muslim yang hadir di sini bukan hanya dari Candikuning, mungkin di seluruh Tabanan hadir, membuktikan kebersamaan dan harmoni antar umat yang kita wujudkan dengan kebersamaan dan persaudaraan yang luar biasa," ujar Sanjaya.

Menurut dia, masyarakat Kabupaten Tabanan mampu membuktikan bahwa semuanya bisa menjaga toleransi antar umat beragama yang sangat harmoni dan tidak pernah bersinggungan.

"Saya berharap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. Sudah barang tentu, saya akan membantu dan mendukung kegiatan yang sangat baik seperti ini," katanya.

Ketog Semprong memiliki arti "tumpah ruah" dan sekaligus dimaknai dengan "Lebaran Ketupat" ini membuktikan wujud kecintaan umat Islam kepada Tabanan dan umumnya Bali, dengan menampilkan beragam kolaborasi kesenian yang bernuansa Islam dan Bali.

Dalam acara itu, masyarakat berbaur bersama, menyambut dengan semangat suka cita di momen silaturahmi yang hanya bisa terselenggara pasca Hari Raya Idul Fitri atau satu tahun sekali.

Tidak hanya dihadiri oleh jajaran pemerintahan di kabupaten Tabanan, kegiatan tahunan ini juga dihadiri oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta., Anggota DPD RI Dapil Bali, H. Bambang Santoso, perwakilan dari MUI Provinsi Bali, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, jajaran Forkopimda Tabanan, Sekda Tabanan bersama para Asisten, Camat Baturiti, Perbekel Desa Candikuning, Tetua Adat Kampung Islam Candikuning, dan para ulama.

Bupati Badung menyatakan Kabupaten Tabanan, khususnya Desa Candikuning, telah dijadikan sebuah role model di Provinsi Bali, terutama Kabupaten Badung tentang kerukunan antar umat beragama.

"Di Pulau Bali ini, di Kabupaten Badung dan Tabanan, keberadaan umat Muslim telah mampu mewarnai pembangunan di Pulau Bali, sehingga kita bisa sampai di sini. Mengacu kepada sila ke—5 Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, semua insan sama dapat dan sama rasa," ujar Giri.

Baca juga: Pemkab Kudus perbolehkan masyarakat gelar tradisi Syawalan

Baca juga: Puluhan balon udara semarakkan Syawalan di Wonosobo

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Pande Yudha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022