Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Fithra Faisal menilai tingkat konsumsi masyarakat saat ini mulai pulih dan berdampak positif kepada perekonomian, seiring dengan membaiknya pengendalian COVID-19.

"Tingkat konsumsi mulai pulih, konsumsi domestik menguat. Dari sisi permintaan cukup konsisten. Ini potensi pemulihan ekonomi domestik," kata Fithra dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.

Fithra mengatakan roda perekonomian yang mulai bergerak ini terlihat dari aktivitas masyarakat yang cukup tinggi terutama restoran, bioskop dan tempat-tempat hiburan mulai dipenuhi pengunjung.

Namun, ia mengakui membaiknya tingkat konsumsi ini berpotensi terganggu dengan kenaikan harga pangan karena pengaruh kondisi global dan faktor musiman.

Kondisi tersebut, lanjut dia, yang menyebabkan sisi produksi sedikit mengalami penurunan dalam situasi sekarang, meski permintaan dari masyarakat tetap kuat.

Baca juga: GI perkirakan pengunjung naik hingga 10 persen selama Ramadhan

Ia mencontohkan harga telur ayam naik karena petani mengurangi produksi akibat tingginya harga pakan. Sedangkan harga cabai naik karena faktor musim yang menyebabkan petani mengalami gagal panen.

"Harga pakan naik signifikan. Kenapa naik ? salah satunya kita bisa melihat dari supply chain global, karena pakan dari gandum. India sudah mulai menahan produk ekspor dan itu berdampak juga bagi harga pakan ayam. Gejolak dari Eropa Timur juga membatasi gandum. Ini berimplifikasi pada harga telur," kata Fithra.

Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya langkah untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari kenaikan harga pangan tersebut yaitu potensi tingginya laju inflasi yang meningkat dari sasaran semula.

"Saat ini, tren inflasi masih wajar, tapi ada tanda-tanda yang harus jadi perhatian pemerintah. Jangan sampai inflasi berujung pada stagflasi," katanya.

Baca juga: APPBI pastikan mal aman untuk pengunjung di bawah 12 tahun

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono juga memastikan fundamental perekonomian Indonesia cukup kuat seiring dengan keberhasilan dalam pengendalian COVID-19.

Ia juga mengakui adanya ketidakpastian perekonomian global, tetapi kondisi Indonesia saat ini masih tangguh terhadap adanya berbagai tekanan eksternal tersebut.

Keyakinan itu terlihat dari ekonomi Indonesia yang pada triwulan I-2022 tercatat tumbuh 5,01 persen (yoy), serta menurunnya tingkat pengangguran terbuka dari 6,22 persen pada Februari 2021 menjadi 5,83 persen pada Februari 2022.
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022