Banda Aceh (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Asmadi Syam mengatakan, sejauh ini tidak ada laporan kerusakan dan korban dari kabupaten dan kota akibat gempa berkekuatan 7,1 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah itu pada Rabu dini hari.

"Sejauh ini tidak ada laporkan tentang adanya korban jiwa dan kerusakan bangunan serta fasilitas publik akibat guncangan gempa yang dirasakan warga sejumlah daerah," katanya di Banda Aceh, Rabu.

Hal itu disampaikannya menanggapi dampak yang ditimbulkan akibat gempa 7,1 SR yang cukup dirasakan masyarakat seperti di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya dan Simeulue, sekitar pukul 01.36 WIB tersebut.

"Kami terus memonitor dari berbagai daerah pascagempa utama 7,1 SR. Para petugas di masing-masing daerah tidak ada yang melaporkan kerusakan dan korban sebagai dampak gempa itu," katanya menjelaskan.

Di masing-masing wilayah di Aceh telah terbentuk Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten/Kota (BPBK).

Gempa Rabu dini hari itu cukup kuat dirasakan masyarakat di Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Barat.

"Yang terpantau memang ada warga yang panik akibat gempa yang disertai peringatan dini tsunami seperti di Kota Banda Aceh dan Meulaboh (Aceh Barat), namun kepanikan itu masih wajar," kata dia menambahkan.

Pascagempa juga tidak ada alarm peringatan dini tsunami yang terdengar di Kota Banda Aceh dan wilayah Aceh Besar.

Sebagian warga terutama yang berdomisili di pesisir pantai berhamburan ke luar rumah dan pergi menjauh dari rumah mereka ketika mengetahui adanya informasi "peringatan dini tsunami" yang terpantau di layar televisi pascagempa, seperti di kawasan Deah Raya, Lamdingin dan Cadek/Kaju.

Sementara sebagian warga pesisir pantai Kota Banda Aceh lainnya hanya bersiap-siap di depan rumah mereka sendiri sambil memantau situasi untuk mengetahui perkembangan pascagempa itu.

Nurmala (32), warga Ulee Lhue Kota Banda Aceh menyatakan, pascagempa itu ia hanya mengeluarkan sepeda motor untuk berjaga-jaga jika terjadi tsunami. "Kami tidak langsung lari, namun hanya berjaga-jaga jika ada tsunami," katanya.

(T.A042/R014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012