Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Condoleezza Rice, dalam kunjungannya ke Jakarta pada 14-15 Maret 2006 selain akan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat tinggi lainnya, juga dijadwalkan akan berpidato tentang kebijakan luar negeri AS di forum ICWA (Indonesia Council of World Affairs). Menurut Juru Bicara Deplu, Desra Percaya, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu, pidato tersebut akan disampaikan Rice pada Rabu pagi (15/3) di Jakarta Convention Center (JCC). "Acara itu (ICWA) akan dihadiri antara 400 hingga 500 peserta," kata Desra. Jubir Deplu itu juga mengungkapkan sehari sebelumnya, Selasa (14/3), Condoleezza Rice akan melakukan serangkaian pertemuan, yaitu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menlu Hassan Wirajuda dan Menko Perekonomian Boediono. Ia menolak mengungkapkan jadwal secara rinci, namun mengatakan menurut jadwal sementara, pertemuan Rice-Menlu Hassan akan dilangsungkan pada Selasa siang di Gedung Pancasila, Jl. Taman Pejambon, Jakarta Pusat, yang kemudian diikuti dengan jumpa pers bersama oleh kedua Menlu di gedung yang sama. Pada Selasa siang menjelang sore, Rice akan melakukan pertemuan dengan Menko Perekonomian Boediono. "Dan setelah itu, beliau (Menlu AS, red) akan (bertemu dengan Presiden Yudhoyono, red) di Istana," ujar Desra. Keberadaan Rice di Jakarta pada tanggal 14 juga akan diisi dengan kunjungan ke sebuah madrasah, namun Jubir Deplu itu belum mau menyebutkan kepastian jadwalnya maupun madrasah yang dimaksud. "Kunjungan ke madrasah itu dalam konteks bantuan USAID (Badan Bantuan Pembangunan Internasional AS, red)," katanya. Pada Rabu (15/3), Rice akan melakukan wawancara dengan media televisi usai dirinya memberikan pidato di depan peserta ICWA. Setelah waktu makan siang, Menlu AS itu akan meninggalkan Jakarta dan langsung bertolak menuju Australia. Mengenai agenda kunjungan di Jakarta, Desra mengatakan kunjungan Menlu AS itu terutama akan membicarakan masalah bilateral, peningkatan hubungan dan kerja sama AS-Indonesia, serta membahas isu-isu kawasan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006