Sorgum menjadi cara untuk kemandirian pangan di Manggarai Timur. Kami serius menjadikan Manggarai Timur sebagai Kabupaten Sorgum, sudah ada peraturan bupati juga
Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur mendorong pemanfaatan sorgum sebagai pangan lokal alternatif utama guna menciptakan kemandirian pangan di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

"Sorgum menjadi cara untuk kemandirian pangan di Manggarai Timur. Kami serius menjadikan Manggarai Timur sebagai Kabupaten Sorgum, sudah ada peraturan bupati juga," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreas yang dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu.

Menurutnya sorgum merupakan tanaman pangan yang memiliki banyak manfaat dan multifungsi. Sorgum pun menjadi salah satu komoditas pangan utama yang terus ditingkatkan di Manggarai Timur sehingga bisa setara dengan beras, jagung, dan kedelai.

Keseriusan pemerintah itu dibuktikan lewat Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomor 34 tahun 2021 tentang Pengembangan Sorgum sebagai Pangan Alternatif. Maksud dari pengembangan sorgum sebagaimana tertuang dalam peraturan bupati agar sorgum menjadi pangan utama dalam rumah tangga dan suguhan resmi pemerintahan, kebudayaan, dan keagamaan.

Selain itu, sorgum dikembangkan sebagai bentuk upaya peningkatan gizi, ekonomi, dan mutu lingkungan hidup secara berkelanjutan, serta perlindungan benih sorgum jenis lokal dari kepunahan.

Agas merinci pengembangan sorgum sebagai pangan lokal alternatif utama di daerah bertujuan untuk meningkatkan sistem produksi sorgum secara berkelanjutan sesuai dengan potensi wilayah dan meningkatkan ketersediaan sorgum yang bermutu dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan daya beli masyarakat.

Selain itu, pengembangan sorgum juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk mengonsumsi sorgum sebagai pangan lokal alternatif daerah, meningkatkan pendapatan dan gizi masyarakat, mengurangi angka prevalensi stunting, mengurangi lahan tidur, serta melindungi benih lokal.

Diakuinya banyak bencana ekologis di Manggarai Timur beberapa tahun belakangan berdampak pada kehidupan masyarakat, diantaranya kematian ternak, kerusakan panen, hingga kekurangan gizi. Kondisi itu pun diperparah dengan suplai makanan yang bergantung dari luar.

"Produksi pertanian menjadi rendah dan berdampak pada krisis pangan," ungkapnya.

Atas dasar itu, Pemkab Manggarai Timur terus menggalakkan pemanfaatan sorgum. Salah satunya melalui Perayaan Panen Raya Sorgum beberapa waktu lalu guna membuka wawasan masyarakat serta membangun gerakan ketahanan pangan dan gizi di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur.

Panen raya dilakukan pada lahan sorgum seluas empat hektare di Desa Satar Padut, Kecamatan Lambaleda Utara, Manggarai Timur. Panen raya itu terlaksana berkat kerja sama Keuskupan Ruteng, Yayasan KEHATI, Yayasan AYO Indonesia, Hivos Voices Climate Action, dan Koalisi Pangan Baik.

Panen raya sorgum itu mendapatkan sambutan yang baik dari Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto.

Dia mengatakan penanaman sorgum sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengantisipasi krisis pangan yang disebabkan oleh perubahan cuaca, pandemi COVID-19, dan peningkatan gejolak konflik antar negara.

Untuk mengantisipasi krisis pangan, pemerintah pun tengah meningkatkan produksi komoditas pangan besar-besaran yang disesuaikan karakter daerah, memastikan obtaker yang akan menampung hasil produksi tersebut, serta merancang pendistribusian yang baik agar stok pangan tidak menumpuk atau kualitas menurun.

"Oleh karena itu diperlukan daya ungkit pangan lokal di setiap daerah untuk memastikan ketersediaan pangan. Di NTT salah satunya adalah Sorgum," kata Andriko dalam keterangan yang diterima, Rabu.

Baca juga: Presiden Jokowi ingin perluas tanam sorgum di NTT kurangi impor gandum

Baca juga: Presiden Jokowi panen sorgum sebagai alternatif hadapi krisis pangan

 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022