Jakarta (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) meminta pemerintah mempercepat pencairan dana subsidi BBM bagi nelayan karena hingga kini banyak kapal nelayan anggota koperasi yang tidak bisa melaut akibat ketidakmampuan mereka membeli BBM dengan harga industri sebesar Rp5.043/liter. "Bahkan di Pekalongan ada sekitar 300 kapal nelayan anggota Koperasi Perikanan setempat yang tidak bisa melaut akibat kenaikan BBM itu," kata Pengurus Harian Dekopin Bambang W Suharto kepada pers di Jakarta, Rabu. Bambang menyampaikan hal itu usai mengadakan pertemuan dengan Menegkop dan UKM Suryadharma Ali mengenai persiapan pelaksanaan Hari Koperasi 12 Juli mendatang yang akan dipusatkan di Pekalongan. Dalam pertemuan yang juga diikuti oleh Walikota Pekalongan itu langsung disampaikan kesulitan nelayan anggota KUD Makaryo Mina yang terpaksa menganggurkan kapalnya karena tidak bisa membeli BBM. KUD yang menurut Bambang cukup bagus dan maju tersebut, lanjutnya, kini kondisinya sepi bahkan pabrik es yang menompang usaha para nelayan juga terhenti produksinya karena sedikitnya nelayan yang beraktivitas. "Pihak pemda setempat telah menyampaikan kesulitan ini kepada Menteri dan memohon agar bisa dibantu sehingga subsidi yang telah dijanjikan bisa segera cair," katanya. Menyusul kenaikan harga BBM sejak Oktober 2005, Departemen Kelautan dan Perikanan telah mengusulkan memberikan subsidi bagi nelayan. BBM bersubsidi diberikan kepada nelayan dengan bobot kapal kurang dari 30 gross ton (GT). Sementara itu untuk armada berbobot lebih dari 30 GT diberikan subsidi sebanyak 25 kilo liter per bulan. Sementara menyangkut penggunaan biodiesel, Bambang mengatakan, baru bisa efektif memberi dampak kepada nelayan sekitar lima tahun mendatang meski pemda setempat siap mendukung pembangunan pabrik tersebut. Pabrik biodiesel itu sendiri, lanjutnya, menurut rencana akan diresmikan pada peringatan Hari Koperasi 12 Juli mendatang. Pada peringatan itu, Dekopin juga akan mengajak seluruh insan koperasi untuk memasyarakatkan penggunaan energi alternatif. Caranya adalah dengan melakukan penanaman secara massal tanaman jarak yang akan terus digulirkan di semua wilayah. Pohon jarak itu sendiri baru akan memberi hasil minimal lima tahun ke depan. Bambang juga mengatakan, Dekopin akan terus memfasilitasi semua kebutuhan gerakan koperasi dan salah satunya adalah pembangunan rumah susun dan rumah murah bagi nelayan di Pekalongan yang rencananya akan diresmikan pada 12 Juli.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006