Capaian penerimaan pajak ini membuktikan kegiatan ekonomi Indonesia semakin baik, dan menjadikan probabilitas kemungkinan terjadinya resesi di Indonesia semakin jauh
Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono mengatakan penerimaan pajak yang bertumbuh 55,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I-2022 menunjukkan ekonomi Indonesia berjalan baik dan memperkecil risiko terjadinya resesi.

“Capaian penerimaan pajak ini membuktikan kegiatan ekonomi Indonesia semakin baik, dan menjadikan probabilitas kemungkinan terjadinya resesi di Indonesia semakin jauh,” kata Edy di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Pertumbuhan signifikan penerimaan pajak itu, kata Edy, yang turut mendorong surplus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp73,6 triliun atau 0,39 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Edy juga menyebut bahwa pemerintah berhasil menjaga laju inflasi domestik di tengah fluktuasi harga komoditas global. Terkendalinya inflasi saat ini, diklaim Edy, yang membuat kondisi perekonomian domestik stabil di tengah terjadinya gejolak di pasar global.

Meskipun demikian, Edy mewanti-wanti agar stabilitas ekonomi saat ini tidak menjadikan seluruh pihak lengah. Hal itu karena terkendalinya inflasi saat ini bukan karena terjaganya harga-harga komoditas secara alamiah, melainkan karena intervensi pemerintah.

“Intervensi itu dilakukan dalam bentuk penyaluran subsidi, terutama di sektor energi. Nilainya mencapai Rp500 triliun. Ini yang saat ini benar-benar dijaga oleh pemerintah agar subsidi tidak jebol,” ungkap Edy.

Menurut data KSP terkait realisasi APBN per Juni 2022, pendapatan negara tercatat sebesar Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5 persen (year on year). Pendapatan tersebut, ditopang oleh penerimaan pajak sebesar Rp 868,3 triliun atau naik 55,7 persen, bea dan cukai Rp167,6 triliun atau naik 37,2 persen (year on year), serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 281 triliun atau naik 35,8 persen (year on year).

Sementara realisasi belanja negara pada Juni 2022 sebesar Rp1.243,6 triliun atau naik 6,3 persen (year on year), dengan rincian belanja pemerintah pusat Rp876,5 triliun atau naik 10,1 persen (year on year) dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Rp 367,1 triliun atau turun 1,8 persen (year on year).


Baca juga: Sri Mulyani sebut APBN semester I-2022 surplus Rp73,6 triliun
Baca juga: Kemenkeu perkirakan inflasi capai 4,5 persen di 2022
Baca juga: Sri Mulyani sebut penerimaan pajak tumbuh 55,7 persen di Juni 2022


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022