Perkembangannya sudah bagus, tinggal penerapan penerapan Harvest Strategy (HS) dan Harvest Control Rule (HCR) yang perlu ditunjukkan konsistensi implementasi dan datanya,
Bogor (ANTARA) - Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) menyatakan progres perikanan kakap dan kerapu laut untuk menuju sertifikasi ekolabel MSC perkembangannya hingga kini sudah bagus.

"Perkembangannya sudah bagus, tinggal penerapan penerapan Harvest Strategy (HS) dan Harvest Control Rule (HCR) yang perlu ditunjukkan konsistensi implementasi dan datanya," kata Direktur MSC di Indonesia Hirmen Syofyanto saat diminta tanggapan di Bogor, Sabtu.

MSC adalah organisasi internasional nirlaba yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan penelusuran makanan laut. 

Program ekolabel dan sertifikasi MSC mengakui dan menghargai praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan membantu menciptakan pasar makanan laut yang lebih berkelanjutan. 

Hirmen menjelaskan HC (strategi pemanfaatan) dan HCR (aturan pengendalian penangkapan ikan) tersebut menjadi faktor penting untuk menuju sertifikasi ekolabel global MSC.

Sebelumnya, pada akhir Mei 2022, saat "opening remarks" pada kegiatan Inovasi dan Kolaborasi: Sinergi Menuju Perikanan Kakap-Kerapu Laut Dalam yang Berkelanjutan, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ridwan Mulyana
menegaskan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung kelestarian sektor perikanan kakap dan kerapu dengan mempertimbangkan nilai ekologi dan ekonomi dalam pemanfaatannya.

Ia mengatakan permintaan pasar yang tinggi menyebabkan tekanan penangkapan terhadap sumber daya kakap dan kerapu di perairan Indonesia.

Agar tetap lestari dan keberlanjutan, katanya, KKP meletakkan sains, teknologi dan kemitraan, salah satunya dengan menggandeng Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan USAID Indonesia.

Ridwan Mulyana mengatakan salah satu upaya yang dilakukan dengan pengembangan dan upaya penerapan HS untuk perikanan kakap dan kerapu.

"Saat ini kita tengah fokus pada penerapan ekonomi biru melalui penangkapan ikan terukur. Yaitu terukurnya secara kuantitatif sistem bisnis perikanan mulai dari hulu sampai dengan hilir," katanya.

Penangkapan ikan terukur akan memberlakukan sistem kuota sejak izin penangkapan diberikan dan memastikan pemanfaatan sumber daya ikan secara tepat, tidak berlebihan dan tidak melebihi batas yang diperbolehkan.

Kebijakan itu mengubah pendekatan pengalokasian sumber daya ikan dari input control menjadi output control serta optimalisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari penerimaan berbasis output control di pelabuhan perikanan dan pusat-pusat pendaratan ikan.

Sementara itu Pada tahun 2019, YKAN juga meluncurkan FIP (Fishery Improvement Program) perikanan kakap dan kerapu laut untuk menuju sertifikasi MSC.

Sejalan dengan penangkapan ikan terukur, keseimbangan faktor ekologi, ekonomi, dan sosial ini pula yang menjadi fokus utama dalam program kerja sama USAID Indonesia dan YKAN pada proyek USAID Supporting Nature and People – Partnership for Enduring Resources (SNAPPER)

Melalui platform YKAN FIP, diharapkan proyek SNAPPER dapat menjembatani perusahaan-perusahaan yang ingin berkontribusi pada kesehatan lautan dunia, dengan mengakui dan menghargai praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, melalui sertifikasi ekolabel.

Baca juga: Penelitian rajungan-kakap di Indonesia dibantu MSC melalui hibah OSF

Baca juga: Enam jenis ikan diusulkan peroleh sertifikat MSC

Baca juga: MSC-KKP kolaborasi perbaikan perikanan berkelanjutan di lima wilayah

Baca juga: KKP-MSC sinergi perluas pemasaran hasil perikanan Indonesia

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022